NEW YORK--Richard Wike dari Pew Research Center, sebuah lembaga penelitan di Amerika Serikat, mengemukakan hasil penelitian lembaganya tentang transformasi dari komunisme ke kapitalisme di negara-negara bekas blok timur di Eropa dari tahun 1991 sampai 2009. Lembaga ini melakukan surveI terhadap warga di negara-negara tersebut untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana mereka menanggapi perubahan yang terjadi selama 20 tahun terakhir.
Wike mengatakan, meskipun krisis ekonomi global di tahun belakangan yang kerap disebut sebagai kegagalan kapitalisme ini telah menghantam keras negara-negara bekas pemerintahan komunis tersebut, hal itu tidak membuat warga ingin beralih dari nilai demokrasi ataupun kapitalisme. "Beberapa orang warga berpendapat bahwa mereka melihat perekonomian berjalan lebih baik semasa pemerintahan komunis. Tetapi itu tampaknya hanya cerminan rasa frustasi mengenai keadaan umum di negara mereka."
Hasil survei juga menunjukkan bahwa generasi tua dan pensiunan adalah kelompok yang tidak merasa diuntungkan dari transformasi pemerintahan tersebut. "Orang-orang muda atau mereka yang berpendidikan juga mereka yang tinggal di perkotaan, lebih pro demokrasi dan kapitalisme. Tak heran, kelompok ini juga lebih dapat memanfaatkan peluang-peluang dari transformasi pemerintahan ke arah demokrasi dan kapitalisme."
Wilke menambahkan bahwa tidak semua warga yang merasa frustasi akan keadaan di negaranya lantas menjadi anti demokrasi atau pasar bebas. Setelah 20 tahun berjalan ke arah demokrasi, secara umum warga dari negara-negara Eropa Timur ini melihat bahwa yang paling diuntungkan dari transformasi pemerintahan hanyalah para pemimpin politik dan ekonomi saja, sementara rakyat kebanyakan tetap menjadi korban.
Kaum minoritas pun tetap terabaikan meskipun telah dilakukan usaha-usaha integrasi. Yang paling menderita adalah etnis Roma yang tetap hidup tersingkir dari masyarakat. Sekitar 80 persen warga Ceko dan Slovakia yang mengikuti survei memiliki pandangan yang buruk terhadap etnis Roma dan juga etnis minoritas lainnya. Selain itu hasil survei juga menunjukkan bahwa kebanyakan warga di Eropa Timur juga memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan sangat mengidentifikasikan diri dengan negaranya sendiri, walaupun telah bergabung ke dalam Uni Eropa.