Sabtu 01 May 2010 07:21 WIB

Iran tidak Setuju Tukarkan Uraniumnya di Luar Negeri

TEHERAN--Iran menyatakan tidak setuju menukarkan uraniumnya yang diperkaya dalam kadar rendah dengan bahan bakar nuklir di luar negeri, kata seorang penasehat senior pemimpin penting negara itu, Jumat.

Beberapa negara seperti Turki telah menawarkan untuk menjadi penengah dengan Barat guna mencegah peningkatan ketegangan dengan Iran menyangkut kegiatan-kegiatan nuklir negara itu yang Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Eropanya khawatir sebagai kedok untuk membuat senjata-senjata atom.

"Kami dengan tegas tidak mempercayai Barat... Mengapa mereka bersikeras pada penukaran bahan bakar nuklir di luar negeri? Itu menunjukkan mereka memiliki niat-niat setan," kata Ali Akbar Velayati, penesehat penting pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengenai masalah-masalah internasional kepada kantor berita pemerintah Iran IRNA. "Iran tidak akan pernah mempercayai Barat untuk mengirim uranium yang diperkayanya dalam kadar rendahnya (LEU) ke luar negeri," katanya.

Turki menyatakan kesediaannya menjadi tempat pertukaran uranium itu. Menjawab pertanyaan apakah langkah pertukaran seperti itu bisa dilakukan di Turki -- satu anggota NATO yang berbatasan dengan Iran dan juga anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB -- Velayati berkata,"Barat dapat melanggar janji-janji dengan mudah... dan Turki tidak dapat memaksa mereka untuk memenuhi janji-janji mereka (untuk menyerahkan bahan bakar nuklir kepada Iran)."

Iran menyetujui satu tawaran Barat Oktober lalu untuk mengirim 1.200 kilogram LEU-nya -- cukup untuk membuat satu bom atom jika disaring pada tingkat yang cukup tinggi -- ke Rusia dan Prancis untuk diolah menjadi bahan bakar nuklir bagi Reaktor Riset Teheran. Iran kemudian mengatakan pihaknya hanya akan menukarkan LEU-nya untuk bahan bakar berkualitas lebih tinggi hanya di dalam negaranya, syarat-syarat yang pihak lainnya dalam perjanjian itu mengatakan tidak dapat diterima.

Amerika Serikat mendesak anggota-anggota Dewan Keamanan PBB, mendukung sanksi-sanksi internasional tahap keempat terhadap Iran dalam pekan-pekan depan, untuk mendesak negara itu menghentikan kegiatan-kegiatan nuklirnya. Iran mengatakan program nuklirnya bertujuan hanya untuk meningkatkan kapasitas listriknya.

Menteri luar negeri Iran dan kepala Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Minggu bertemu untuk membicarakan perjanjian bahan bakar nuklir yang macet itu.  Sumber-sumber di Wina mengemukakan kepada Reuters bahwa dalam pertemuan itu Iran mengajukan usulan baru pada perjanjian itu.

Sumber-sumber itu mengatakan Iran mengusulkan pertukaran itu dilakukan di daerah Iran dengan melibatkan jumlah lebih rendah LEU ketimbang yang ditawarkan IAEA. Berdasarkan rencana baru itu, jumlah uranium ini yang dapat ditukarkan secara serentak adalah setengah sepadan dengan bahan bakar reaktor, dengan sisanya akan dilakukan kemudian.

Iran mulai memperkaya uranium pada tingkat lebih tinggi Februari lalu utuk membuat bahan bakar bagi reaktor riset. Tindakan itu membawa pengayaan uraium Iran itu lebih dekat pada tingkat yang diperlukan untuk membuat bahan bakar untuk senjata-- uranium yang disuling sampai kemurnian 90 persen.

sumber : ant/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement