WASHINGTON--Duane Jackson, 58 tahun, girang betul ketika tahu siapa orang yang tengah mengajaknya bertelepon. Dua hari sebelumnya, penjual tas yang biasa buka gerai di Times Square, New York, memberitahu aparat, "ada mobil mengeluarkan asap, kemungkinan bom". Hari ini, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, meneleponnya untuk mengucapkan terima kasih.
Menurut juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, Obama menyatakan penghargaannya atas kesigapan Jackson menghubungi petugas keamanan. "Dia telah menyelamatkan puluhan nyawa, sebelum bom itu sungguh-sungguh meledak," ujarnya.
Untuk kali pertama, Gedung Putih berkomentar tentang bom itu dengan mengatakan pemboman hari Sabtu adalah tindakan teroris. Jaksa Agung Eric Holder, yang sebelumnya pada siang hari menolak untuk mengklasifikasikan kejadian 'seperti terorisme' itu mengatakan bom itu dimaksudkan untuk menyebarkan ketakutan di New York dan mengatakan penyelidik telah menemukan beberapa petunjuk yang baik selain dari rekaman video yang dirilis hari Ahad.
Investigator tidak mengesampingkan berbagai motif yang mungkin, dan pejabat federal mengatakan mereka tidak mempersempit dugaan apakah pembom itu warga Amerika serikat atau orang asing.
Menteri Keamanan Dalam Negeri, Janet Napolitano mengatakan dalam acara Today di stasiun TV NBC bahwa tak ada kemungkinan tersangka atau teori yang dikesampingkan. "Semua petunjuk kita kejar," ujarnya.
Barry Mawn, yang memimpin kantor FBI New York saat serangan 11 September 2001 dan kini telah pensiun menyatakan bom bisa dilakukan oleh siapa saja, mulai dari "para simpatisan musuh AS pada teroris domestik" hingga karyawan Times Square yang tidak puas dengan bosnya.