Senin 10 May 2010 00:07 WIB

AS "Prihatin" Persiapan Pemilihan Umum Myanmar

BANGKOK--Seorang utusan tinggi Amerika Serikat, Minggu (9/5), menyuarakan keprihatinannya atas persiapan pemilihan umum (pemilu) di Myanmar, menjelang rencana kunjungannya ke negeri itu untuk berunding dengan junta yang memerintah dan pemimpin oposisi yang ditahan, Sung San Suu Kyi. "Kami prihatin dengan apa yang kami lihat dan kami sangat prihatin dengan undang-undang pemilihan umum dan lingkungan yang telah diciptakan," kata Kurt Campbell, wakil menteri luar negeri Amerika Serikat untuk urusan Asia Timur dan Pasifik.

"Tim kami senang dengan peluang untuk berhubungan secara langsung dan melihat rencana apa yang sesuai bagi keseluruhan pendekatan untuk pemilihan umum," kata dia dalam sebuah konferensi pers di Bangkok, Thailand. Campbell dijadwalkan terbang ke ibukota Myanmar, Naypyidaw pada Minggu untuk berbicara dengan para pejabat pemrintah, dan disusul dengan sebuah pertemuan dengan Suu Kyi pada Senin.

Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi dipaksa bubar, Kamis, berdasarkan undang-undang --yang dikritik luas-- terkait pemilihan umum yang dijadwalkan dilaksanakan akhir tahun ini, yang pertama dalam dua dasawarsa. Peraih penghargaan Nobel berusia 64 tahun itu telah menjalani tahanan selama 14 tahun dalam 20 tahun terakhir. Campbell bertemu dia di Yangon November lalu ketika dia menjadi pejabat tertinggi Amerika Serikat yang melakukan kunjungan ke Myanmar dalam 14 tahun terakhir.

Pemerintahan Presiden Barack Obama tahun lalu meluncurkan sebuah kebijakan untuk menggandeng pemerintah Myanmar dalam upaya mempromosikan demokrasi dan memperbaiki perlindungan hak asasi manusa. Namun, Washington juga mengritik keras pendekatan yang dilakukan junta untuk pemilihan umum.

"Saya kira ini penting untuk melakukan dialog dengan pemerintah serta tokoh kunci di luar pemerintahan," kata Campbell. "Kami akan bertemu dengan elemen-elemen di NLD. Kami akan bertemu elemen lain juga," katanya. Sebuah faksi di NLD, Jumat, berkata bahwa pihaknya akan membentuk sebuah partai politik baru namun belum memutuskan apakah partai itu akan ikut serta dalam pemilu.

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement