JENEWA--Ratusan penerbangan kembali dibatalkan hampir di seluruh wilayah Eropa serta penundangan penerbangan trans-atlantik, Minggu (9/5). Hal itu terkait dengan meningkatnya muntahan abu vulkanik dari gunung berapi Islandia yang meluas dari Greenland hingga Portugal.
Hingga kini, pembatalan penerbangan baru dialami sebagian kecil penerbangan dibandingkan peristiwa dua minggu lalu ketika pihak penerbangan Eropa yang berwenang menutup menutup hampir sebagian besar wilayah terbang karena kekhawatiran terganggunya mesih pesawat akibat abu vulkanik.
Namun, kemungkinan itu makin meningkat seiring dengan berlanjutnya letusan gunung berapi di islandia yang menyebabkan kemungkinan besar semakin bertambahnya kerugian yang ditanggung oleh perusahaan penerbangan akibat pembatalan.
Abu vulkanik dengan jumlah yag sangat besar, dengan panjang sekitar 3.400 kilomenter dan luas sekiar 2.200 kilometes tersebar di wilayah Atlantik Utara, menurut pihak penerbangan berwenang di Irlandia. Mereka memerintahkan lima bandara tersibuk di bagian barat negara itu, menutup penerbangan Minggu sore (9/5) , namun tetap memperbolehkan tiga bandara terbesar di Dublin, Shannon dan Cork untuk tetap beroperasi.
Perusahaan penerbangan trans-atlantik ke arah utara dan selatan dari abu vulkanik, memicu kepadatan lalu lintas udara karena setiap penerbangan ingin melalui jalur yang aman tersebut.
Beberapa penerbangan benar-benar dibatalkan karena abu vulkanik utama tepat berapa di jalur tersebut, mulai dari Portugal melalui Spanyol, Prancis selatan dan Italia bagian utara hingga Jerman, Republika Cekoslovakia dan Austria.
Pihak Eurocontrol yang berbasis di Brussel yang bertugas mengatur lalu lintas penerbangan antara wilayah, memperingatkan perusahaan penerbangan untuk berjaga-jaga mengisi bahan bakar lebih banyak di sekitar Utara Atlantik yang tidak boleh dilewati.
Dinyatakan, akan ada sekitar 24.500 penerbangan di sekitar kawasan Eropa, Minggu, yaitu sekitar 500 penerbangan lebih sedikit jika dibandingkan tahun lalu. Eurocontrol juga mengatakan, abu vulkanik yang berada di area tersebut diharapkan akan segera menghilang dan sebagian besar bandara akan kembali dibuka.
Daniel Gerstgrasser, salah seorang ahli ilmu cuaca atau meteorologi dari Swiss mengataakan, hujan diharapkan dapat membantu menhilangkan abu vulkanik pada hari Senin pagi (10/5) dan tidak akan ada abu yang terbawa ke wilayah tersebut dalam jangka waktu 24 jam yang akan datang.
Prakiraan jangka panjang masih kurang jelas. Ahli meteorogi mengatakan, hingga gunung berapi Eyjafjallajokul di bagian selatan Islandia berhenti meletus, krisis abu vulkanik di Eropa sangat tergantung dari arah angin.
Sayangnya, gunung berapi yang berada di bawah es itu tidak menunjukkan akan berhenti, sejak letusan pertama pada tanggal 13 April. Sebelumnya, gunung Eyjafjallajokul meletus pada tahun 1821-1823.