REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mantan presiden Polandia Lech Walesa bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Mantan aktivis buruh galangan kapal di negara Eropa Timur itu direncanakan memberikan 'presidential lecture' di Istana Negara, Rabu (12/5) siang.
Walesa yang datang dengan mengenakan kemeja batik lengan panjang berwarna coklat keemasan, diterima Presiden Yudhoyono di ruang Jepara Istana Merdeka sebelum memberikan 'presidential lecture'. Menurut Duta Besar Polandia untuk Indonesia, Tomasz Lukaszuk, kunjungan Lech Walesa ke Indonesia merupakan isyarat bahwa hubungan dan kerja sama kedua negara meningkat dan bertambah erat tahun demi tahun.
Institut Lech Walesa telah menjalin kerja sama serupa dengan berbagai organisasi di Eropa dan Amerika Serikat dalam upaya untuk mendorong demokrasi. Pemerintah Polandia menandatangani satu perjanjian yang antara lain mengizinkan kegiatan serikat buruh independen dan menghentikan tindakan pengekangan maupun tekanan-tekanan terhadap anggota oposisi pro-demokrasi pada 31 Agustus 1980.
Dampak dari perjanjian itu, untuk pertama kali terbentuk suatu organisasi demokratik besar, Serikat Buruh Independen dan Bebas Solidarnosc (Solidaritas), di blok negara-negara komunis, dengan Lech Walesa sebagai pemimpinnya. Namun hal itu tak berlangsung lama. Rezim Komunis Soviet dan Pemerintah Polandia yang sehaluan tidak senang dengan berbagai kegiatan kelompok-kelompok independen termasuk Solidarnosc. Pada 13 Desember 1981 Pemerintah Polandia mengumumkan status negara dalam keadaan perang.