REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI--Satu-satunya korban selamat dalam kecelakaan pesawat Afriqiyah Airways, seorang bocah lelaki asal Belanda berusia 10 tahun -- sebelumnya diberitakan bocah perempuan usia 8 tahun -- kini dalam kondisi stabil dan telah siuman. Dia menjalani serangkaian operasi karena mengalami patah kaki. Di pesawat yang sama, 61 warga Belanda lainnya turut menjadi korban tewas.
Footage yang disiarkan pada televisi pemerintah Libya menunjukkan anak di ranjang rumah sakit, sadar, dan mengenakan masker napas. Satu-satunya tanda yang terlihat adalah perban di bagian atas kepalanya.
Menteri Transportasi Libya Mohamed Zidan. pesawat itu membawa 93 penumpang dan 11 awak, pejabat Libya dan eksekutif dari perusahaan penerbangan itu. Di dalam pesawat itu juga terdapat sejumlah kecil warga Inggris, Jerman, Filipina, Afrika Selatan, dan Zimbabwe. "Kotak hitam sudah ditemukan," ujarnya. Kini penyelidikan intensif mengenai penyebab kecelakaan tengah dilakukan.
Airbus A330-200, yang melayani rute ini sejak September tahun lalu, terbang dari Johannesburg ke ibukota Libya ketika kecelakaan terjadi. Pesawat ini adalah jenis yang sama seperti Air France, Penerbangan 447 yang jatuh di Atlantik pada tanggal 1 Juni tahun lalu. Penyebab kecelakaan yang belum tegas diidentifikasi.
Afriqiyah Airlines adalah perusahaan penerbangan yang dimiliki pemerintah Libya. Sejak beroperasi tahun 2001, belum pernah ada insiden kecelakaan yang melibatkan pesawat-pesawat yang dioperasikan maskapai ini.