REPUBLIKA.CO.ID,KOTA GAZA--Ribuan warga Palestina di Kota Gaza menggelar aksi turun ke jalan untuk memperingati "Naqba" atau hari "bencana" akibat pembentukan negara Israel tahun 1948. Sekitar empat ribu warga Palestina yang mengikuti aksi itu menuntut Israel mengizinkan kembalinya ratusan ribu warga Palestina yang terusir pada 1948 ke tanah kelahiran mereka.
Ribuan warga turun ke jalan-jalan Kota Gaza itu guna memenuhi seruan bersama dua organisasi perjuangan utama rakyat Palestina -- Hamas dan Fatah. Di Tepi Barat, suara sirine terdengar di berbagai wilayah Palestina yang diduduki Israel ketika warga di sana diminta untuk mengheningkan cipta sejenak.
Di luar kantor PBB Kota Gaza yang menjadi titik akhir aksi, Pejabat Hamas, Ismail Radwan, mengatakan hak rakyat Palestina yang terusir untuk kembali ke tanah mereka adalah "suci". Pada kesempatan itu, Pejabat Fatah, Zakaria al-Agha, mengatakan, surat dari seluruh gerakan rakyat Palestina yang ada untuk Sekjen PBB Ban Ki-moon juga sudah diserahkan di kantor PBB itu.
Surat itu berisi permintaan agar Sekjen PBB Ban Ki-moon agar "sesegera mungkin bertindak menyingkirkan ketidakadilan bagi rakyat Palestina". Menyusul pembentukan negara Israel 62 tahun lalu, lebih dari 760 ribu warga Palestina dipaksa meninggalkan kampung-kampung halaman mereka.
Jumlah warga Palestina yang dipaksa tinggal di luar tanah Palestina itu kini diperkirakan mencapai sedikitnya lima juta orang. Jumat merupakan hari resmi peringatan "Naqda". Aksi protes hari itu digelar rakyat Palestina di Kota Gaza yang dikuasai Hamas serta Lebanon yang menampung sekitar 400 ribu orang pengungsi Palestina.
Pada peringatan "Naqda" itu, Ketua Juru Runding Palestina Saeb Erakat menuding Israel sebagai "pengabai hukum internasional". Jumat itu, sekitar tiga ribu orang berunjuk rasa di lokasi pengungsian Jabaliya. Aksi tersebut diorganisasi Hamas. Aksi yang sama juga digelar di lokasi pengungsian Nuseirat. "Kami tidak akan pernah berhenti menuntut hak pengembalian para pengungsi ke kota-kota dan kampung-kampung mereka," kata Pemimpin Hamas, Muin Mderes, kepada ribuan peserta aksi di Jabaliya.
Dia juga menyerukan kepada semua elemen rakyat Palestina agar bersatu melawan Israel. Pemerintah Zionis Israel tetap tidak mengizinkan para pengungsi Palestina untuk kembali ke kampung halaman mereka. Tel Aviv takut kepulangan para pengungsi itu akan mengancam negara Israel dan 5,7 juta warga Yahudi di negara yang pendiriannya di atas tanah rakyat Palestina itu mendapat dukungan sejumlah negara barat, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia.