Selasa 18 May 2010 19:38 WIB

Kaus Merah Tawarkan Gencatan Senjata

Rep: c31/ Red: Siwi Tri Puji B
ilustrasi
Foto: AP
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK--Pemerintah Thailand mengatakan akan menerima tawaran gencatan senjata dari pemimpin demonstran "Kaus Merah", jika pejuang mengakhiri jalan pertempuran dan kembali ke perkemahan utama mereka di pusat kota Bangkok. Tawaran itu dibuat oleh pemimpin Kaus Merah, Nattawut Saikuwa, kata Ketua perunding pemerintah, Korbsak Sabhavasu, melalui telepon selulernya.

Ini adalah pembicaraan langsung pertama antara kedua belah pihak sejak pertempuran dimulai Kamis, tetapi Korbsak mengatakan hal itu tidak mungkin sejauh kedua belah pihak tetap jauh terpisah dengan keras kepala mereka. Sebanyak 37 orang telah terbunuh dalam pertikaian itu.

Sebelumnya, pemerintah Thailand memberikan ultimatum kepada ribuan demonstran - yang telah berkemah di daerah komersial kelas atas selama lebih dari sebulan untuk mengosongkan zona protes barikade pada pukul 03.00 atau menghadapi dua tahun penjara.

Sementara itu, kerusuhan berkobar di berbagai kota di luar barikade. Asap tebal kelam tampak di langit.

Kaus Merah, banyak dari mereka berasal dari utara dan timur laut Thailand yang miskin, berusaha menggeser Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva dan memaksa pemilihan umum dipercepat. Mereka mengatakan koalisi pemerintah memegang kekuasaan melalui manipulasi pengadilan dan dukungan militer yang kuat, dan itu melambangkan elite nasional yang tak acuh terhadap penderitaan mereka.

Korbsak mengatakan kepada wartawan bahwa ia berbicara dengan Nattawut selama lima menit. Dia bilang dia memberitahu Nattawut bahwa tentara akan berhenti menembakkan peluru, jika dia menarik kembali demonstran dari jalan-jalan utama di Bangkok.

"Kalau mereka memanggil orang-orang mereka kembali ke Rajprasong tidak akan ada satu peluru ditembakkan oleh tentara," katanya, merujuk pada wilayah satu mil persegi (persegi tiga mil) di Bangkok di mana ribuan demonstran Kaus Merah berkemah.

"Jika ia (Nattawut) serius tentang penyelesaian masalah ia mampu melakukannya. Dia tinggal memanggil kembali orang-orangnya. Sekali dia mengingatkan pejuangnya, tidak akan ada yang ditembak tentara," kata Korbsak.

Konflik politik kali ini adalah yang paling berdarah dan paling lama selama puluhan tahun ini di Thailand. Menurut angka pemerintah, 66 orang tewas dan lebih dari 1.600 telah terluka sejak Kaus Merah memulai protes mereka pada bulan Maret.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement