REPUBLIKA.CO.ID,ADDIS ABABA--Sebuah kelompok gerilyawan Ethiopia, Selasa, mengatakan, mereka telah merebut sebuah markas militer dan menewaskan 94 tentara, lima hari sebelum pemilihan nasional. Pemerintah Ethiopia sebelumnya memperingatkan bahwa kelompok gerilyawan mungkin akan berupaya untuk mengganggu. "Pasukan khusus Front Pembebasan Nasional Ogaden (ONLF) telah merebut Malqaqa, garnisun strategis di jalan antara Jigjiga dan Hahar," kata kelompok itu dalam pernyatannya.
"Pasukan rezim Ethiopia kehilangan 94 tentara dan korban ONLF minimal mengingat pasukan kami telah memperoleh keutungan dari unsur mengejutkan itu." Komentar pemerintah tidak bisa didapat dengan segera.
Pemilihan terakhir di Ethiopia pada 2005 berakhir dengan kerusuhan jalanan setelah partai yang berkuasa dan oposisi sama-sama mengklaim kemenangan. Pemerintah menyatakan kekerasan itu direncanakan oleh oposisi untuk memaksakan perubahan tidak konstiusional.
Pasukan keamanan menewaskan 193 orang dan tujuh polisi juga tewas kemudian.ONLF menginginkan otonomi untuk wilayah Ogaden, yang penduduknya etnik Somali. Ethiopia menyebut ONLF "teroris" yang didukung oleh saingan regionalnya, Eritrea.
ONLF menuduh militer Ethiopia telah membunuh dan memperkosa sejumlah warga sipil dan membakar beberapa desa di wilayah itu sebagai bagian dari upayanya untuk membasmi gerilyawan. Tuduhan tetap dari kedua belah pihak sulit untuk dipastikan. Wartawan dan kelompok bantuan tidak dapat bergerak secara bebas di daerah itu tanpa kawalan pemerintah.
Kementerian luar negeri Ethiopia menyatakan dalam pernyataannya, Ahad, bahwa Eritrea telah merencanakan sejumlah rencana "teroris" untuk menggangu pemilihan. "Kesabaran Ethiopia terhadap pengganggu regional memiliki batasnya," kata pernyataan itu.
Wilayah Ogaden dikatakan mengandung cadangan mineral dan perusahaan inernasional termasuk Petronas Malaysia dan Africa Oil Corporation yang berkantor di Vancouver sedang memeriksa padang pasirnya untuk menemukan minyak. ONLF secara tetap memperingatkan perusahaan asing terhadap prospek itu.
Pasukan Ethiopia telah melancarkan serangan terhadap gerilyawan itu -- yang telah berperang selama lebih dari 20 tahun -- setelah serangan 2007 di sebuah ladang eksplorasi minyak milik cabang Sinopec, pengilang dan produsen petrokimia terbesar Cina.