Jumat 21 May 2010 05:09 WIB

Cina Bangun Pusat Pelatihan untuk Panda

panda
Foto: corbis
panda

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Cina tengah menyiapkan sebuah pusat pelatihan untuk panda raksasa yang lahir di penangkaran, agar mampu bertahan di hutan liar. Dalam sebuah pernyataan dihadapan media, Kamis (20/5).

Alokasi dana untuk pembangungan pusat pelatihan panda tersebut sekitar 8,8 juta dolar AS atau sekitar 60 juta yuan di kota Dujiangyan, provinsi Sichuan. Demikian dinyatakan kepala dari Pusat Riset Penangkaran Panda Raksasa Chengdu, Zhang Zhihe seperti dilaporkan oleh kantor berita Xinhua.

Fasilitas pelatihan tersebut diperuntukkan bagi tiga dari lima panda raksasa yang telah berusia lima tahun. Tempat itu terdiri dari 8,7 hektar zona pelatihan dengan 1.128 hektar hutan kayu.

Pencanangan batu pertama fasilitas baru tersebut akan dimulai pada akhir bulan Mei.Panda raksasa adalah salah satu spesies langka yang dilindungi. Sekitar 1.600 ekor panda tingga di alam bebas, sementara itu 300 panda dipelihara di sebuah penangkaran di Cina.

Para pelatih di penangkaran diharapkan mulai mengajarkan panda untuk mengurangi ketergantungannya pada manusia. Untuk 10 tahun pertama, mereka akan tinggal di kandang dalam zona pelatihan. Kemudian, mereka akan beradaptasi dengan tinggal di gua dan berburu makanan. Namun, panda tersebut tetap memperoleh pemeriksaan kesehatan serta berpartisipasi dalam pengembangbiakan secara buatan.

Setelah itu, panda akan mengalami transisi dari kehidupan "alami" dengan sedikit kontak manusia sebelum benar-benar dibebaskan ke cagar alam yang berada tak jauh dari fasilitas tersebut, ujar Zhand. Proses keseluruhan akan memakan waktu sekitar 15 tahun.

Cina memulai proyek pelatihan panda raksasa pada tahun 2003 untuk mengajar binatang hidup di lingkungan hutan, namun proyek itu kemudian dibatalkan. Xiang Xiang seekor panda jantan ditemukan mati setelah dilatih selama tiga tahun di sebuah daerah terpencil di cagar alam Wolong pada tahun 2007, satu tahun setelah dilepas ke hutan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement