REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Kongres Amerika Serikat menyepakati untuk membiayai rencana Presiden Barack Obama guna membantu mendanai pembangunan "Iron Dome" yakni sistem pertahanan antimisil. Pada pemungutan suara yang dilaksanakan di Kongres sebanyak 410 suara mendukung usulan ini dan 4 menolak.
Dengan demikian anggaran sebesar 205 juta dolar akan mengucur untuk pembuatan sistem pertahanan roket jarak pendek. Pada Kamis (20/5) waktu setempat pemungutan suara dilakukan di kongres untuk mendukung rencana Obama untuk membantu Israel dana pengerahan sistem pertahanan anti-Dome Besi rudal.
Sistem anti-rudal Iron Dome ini dibuat sebagai dimaksudkan untuk melindungi kota-kota Israel dari serangan roket. Tahap pertama pembuatan Iron Dome yang meliputi pembangunan fisik, serangkaian tes dan pembuatan dua baterai, diperlukan anggaran sebesar 800 juta Shekel atau sekitar 209 juta dolar.
Angkatan Udara Israel juga melatih unit baru khusus untuk mengoperasikan sistem pertahanan ini. Namun, dukungan dana dari pemerintah Israel tidak mencukupi sehingga Departemen Pertahanan telah mencari jalur anggaran lain.
Komite Luar Negeri Kongres AS Howard Berman mengatakan menyepakati bantuan untuk Israel dengan alasan hampir setiap jengkal tanah Israel berada pada risiko dari serangan roket dan rudal. "Ancaman datanng dari Iran dengan senjata nuklirnya, serta sekutu gigih Iran yaknni Hamas dan Hizbullah. Kami hanya memperkuat komitmen lama kami untuk keamanan Israel," ujar Berman.
Israel menyelesaikan serangkaian tes pada Januari di perusahaan yang ditunjuk membuat Iron Dome yang dirancang untuk mencegat roket-roket jarak pendek dan peluru artileri ditembakkan ke wilayah Israel.
Anggota Kongres Ted Deutch asal Florida memuji pemerintah Obama yang memberi bantuan bagi Israel dan menyatakan sistem ini dapat menyelamatkan hidup warga sipil Israel.
Kelompok lobi pro-Israel AIPAC di Washington merilis pernyataan usai pemungutan suara di Kongres, mengatakan bahwa keputusan itu akan mengurangi ancaman dari Hamas dan serangan roket Hizbullah, merupakan penghargaan untuk komitmen Amerika terhadap pertahanan Israel.
Juru bicara Netanyahu, Nir Hefez, mengatakan Israel menginginkan Palestina juga mengambil langkah untuk menciptakan suasana positif setelah pembcairaan damai saslam sekali terhenti 18 bulan silam. Pembicaraan damai terhenti akibat serangan Israel ke wilayah Palestina pda Desember 2008 dan Januari 2009.
Palestina telah sepakat untuk memberikan waktu empat bulan perundingan tidak langsung, namun semua itu bisa saja dihentikan jika Israel memutuskan meneruskan kembali rencana pemukiman Israel di Tepi Barat dan Jerusalem Timur.
Hefez tidak merinci langkah apa yangd ilakukan Israel, namun sumber pemerintah mengatakan Netanyahu tengah memeriksa proposal untuk membangun jalan yang menghubungkan kota Ramallah, Tepi Barat ke wilayah Palestina baru yang sedang dibangun.
Pertemuan di Yerusalem juga membicarakan masalah air, kata Hefez, yang menambahkan Israel ingin meningkatkan kerja sama regional pada bidang ini untuk keuntungan warga Palestina dan perusahaan Israel.
Mitchell juga telah bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas namun tidak terdapat rincian diskusi yang telah dilakukan.