REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW--Seorang senator penting Rusia, Jumat mengatakan sanksi-sanksi PBB yang diusulkan terhadap Iran tidak mempengaruhi pejualan rudal-rudal S-300 Rusia kepada Iran, kata kantor berita Interfax. Menjawab pertanyaan apakah sanksi-sanksi baru yang mungkin dikenakan terhadap Iran dapat mencegah pejualan rudal-rudal darat ke udara S-300 kepada Iran, Mikhail Margelov, ketua Komite Urusan Luar Negeri di Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen mengatakan: "Sejauh menyangkut kepentingan ekonomi Rusia, rancangan resolusi itu tidak menghambat kontrak-kontrak sekarang antara Rusia dan Iran."
"Kita perlu mengingatkan kembali bahwa Rusia adalah pejual yang bertanggung jawab atas setiap produknya di pasar luar negeri dan kita tidak ingin militarisasi Timur Tengah," katanya. Moskow sudah menyetujui penjualan rudal-rudal dengan Teheran tetapi pengirimannya ditunda akibat tekanan Barat.
Para diplomat Barat mengatakan kepada AFP sanksi-sanksi yang diusulkan PBB terhadap program nuklir Iran tidak akan menghambat penjualan rudal-rudal Rusia kepada Teheran. Para diplomat mengatakan naskah sanksi-sanksi baru, yang bertujuan untuk memaksa Iran melepaskan kegiatan-kegiatan nuklir yang Barat khawatirkan bertujuan untuk membuat bom atom, disetujui sebagian besar oleh negara-negara penting dunia.
Seorang senator lainnya, Viktor Ozerov memperingatkan bahwa Rusia akan menolak rancangan resolusi itu jika menggangu kepentingannya. "Jika naskah resolusi itu secara sepihak menggangu kepentingan Rusia, maka sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Rusia akan memvetonya," kata Interfax mengutip pernyataan Ozerov, ketua komite pertahanan Dewan Federasi itu.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan naskah satu perjanjian yang disepakati Turki dan Brasil bagi Republik Islam itu untuk menukarkan separuh dari uraniumnya yang diperkaya dalam kadar rendah dengan bahan bakar nuklir di Turki dalam usaha mengelakkan sanksi-sanski babak baru, telah diklarifikasi. "Ada hal-hal yang tidak jelas dalam deklarasi ini, kami akan mengklarifikasi itu," kata Lavrov dalam wawancara dengan saluran televisi Italia RAI-1 dalam komentar yang disiarkan, Jumat.