Rabu 26 May 2010 00:28 WIB

Sanksi kepada Iran tak Selesaikan Masalah

Rep: Harun Husein/ Red: Siwi Tri Puji B
ilustrasi
Foto: ,
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Ketua Badan Kerjasama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Hidayat Nur Wahid, menilai langkah Dewan Keamanan PBB untuk memberikan sanksi baru kepada Iran, tak akan menyelesaikan masalah.

"Sanksi itu, alih-alih membuat Iran tunduk, malah membuat Iran akhirnya membuat terobosan dengan melakukan pertemuan dan kerja sama dengan Brasil dan Turki," katanya kepada wartawan Republika, Harus Husein, di bandara internasional Dubai, Uni Emirat Arab, Selasa (25/5).

Mantan ketua MPR mengingatkan, negara-negara yang muak dengan perilaku hegemonik Amerika semakin banyak. Itu terlihat dari makin banyaknya dukungan kepada Iran yang mengembangkan nuklir untuk tujuan damai.

Menurut Hidayat, cara yang paling tepat dalam mengatasi persoalan ini adalah komunikasi dan dialog, bukan sanksi baru. Selain itu, persoalan ini akan selesai jika Amerika dan sekutunya berhenti menerapkan standar ganda.

"Yang membuat Iran mengeras adalah karena Amerika dan sekutunya membiarkan Israel mengembangkan senjata nuklir, tanpa upaya menghentikan atau menggalang negara-negara lain memberi sanksi kepada Israel. Ingat, Israel sudah punya senjata nuklir, sedangkan Iran belum," kata Hidayat.

Alasan tidak memberi sanksi kepada Israel karena negara itu tak menandatangani perjanjian non-proliferasi, dinilai Hidayat tidak dapat diterima. "Seharusnya itu tidak jadi alasan, sebab esensinya adalah persoalan nuklir, dan Israel bukan hanya mengembangkan nuklir, tapi sudah punya senjata nuklir," katanya.

Jika negara-negara Barat tetap tidak fair dalam soal nuklir, terutama antara Iran dan Israel, maka itu sama artinya mereka sendiri yang membuat deadlock perundingan nuklir dengan Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement