REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Nasib Dzikurullah Ramudya dan istrinya Santi Soekanto, warga negara Indonesia yang ikut kapal Mavi Marmara hingga petang ini masih belum diketahui. Keluarganya di Yogyakarta untuk sementara gagal mendapatkan informasi mengenai keberadaan yang bersangkutan.
"Saya masih terus mencari informasi keberadaan kakak saya, Dzikurullah dan istrinya Santi Soekanto," kata Amirul, adik Dzikurullah kepada Republika, Senin (31/5) petang. Amirul menjelaskan, sebelumnya kakaknya sempat menelepon dirinya sekitar pukul 07.00 WIB hari Senin atau waktu Shubuh di perairan sekitar 70 mil laut lepas Pantai Gaza. "Saat itu kakak saya sedang mengambarkan kejadian biadab yang dilakukan tentara zionis Israel," terangnya.
Menurut cerita kakaknya, usai Shubuh, mendadak sejumlah kapal milik tentara Israel sudah mengepung Kapal Mavi Marmara. Belum lepas dari keterkejutan penghadangan tadi, beberapa helikopter yang terbang di atas kapal langsung menerjunkan tentaranya.
Tentara tersebut turun dari Helikopter sembari memuntahkan peluru kepada kerumunan relawan internasional yang saat itu sedang bergerombol. Selain itu tentara Israel juga melemparkan gas air mata untuk membuat kekacauan didalam kapal.
"Pada waktu itu, percakapan terputus, karena tentara Israel langsung melakukan jamming saluran telepon. Percakapan kami terputus saat itu juga," kata Amirul. Amirul membantah pemberitaan media massa yang menyebut jumlah korban sudah mencapai angka 16 orang lantaran hingga saat ini IHH (organisasi internasional terbesar di Turki) belum mengeluarkan pernyataan resmi. Namun angka tersebut telah diberitakan oleh situs Al Jazeera.
Ia berharap kakak dan istrinya selamat. Karena dari informasi terakhir yang didapat dari IHH, kapal beserta para relawan saat ini sedang dalam penahanan tentara Israel.