REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY--Tindakan Israel menyerbu kapal armada kemanusiaan ke Gaza menuai protes di seluruh dunia, tak terkecuali dari sekutu-sekutunya. Menteri Luar Negeri Australia, Stephen Smith menyatakan kekecewaannya dan menyesalkan tindakan penyerangan itu. Seorang pria Australia ditembak di kaki dalam serangan mematikan oleh pasukan Israel itu.
Selain seorang aktivis yang tertembak, dalam kapal yang sama terdapat dua wartawan Australia. Keduanya dikabarkan dalam kondisi aman setelah insiden "mengerikan dan mengejutkan" -- demikian pers Australia menyebut, yang meninggalkan sedikitnya sembilan aktivis pro-Palestina tewas.
"Kami, melalui pejabat kita, berusaha keras untuk memastikan keberadaan dan kondisi setiap warga Australia lainnya," kata Smith kepada lembaga penyiaran publik, ABC.
"Yang sudah kami ketahui, dua wartawan dalam kondisi aman. Sejauh ini yang terluka kami pantau terus dan kami menyediakan asistensi konselor bagi mereka," tambahnya.
Israel telah banyak dikutuk karena serangan di perairan internasional itu, yang menyebabkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperpendek kunjungan ke Kanada dan membatalkan kunjungannya ke Amerika Serikat di mana ia dijadwalkan bertemu Presiden Barack Obama.
Smith mengatakan Israel harus memulai sebuah investigasi yang kredibel dan transparan dan memberikan penjelasan rinci. "Australia menyesalkan kekerasan dan menyesalkan kematian," katanya.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan apa yang dilakukan marinir Israel di atas kapal Mavi Marmara sebagai upaya bela diri. Netanyahu mengatakan pasukan Israel telah diserang selama naik dan harus membela diri. Selain aktivis dibunuh, tujuh tentara dan 20 pengunjuk rasa luka-luka.
"Pada titik ini, tidak jelas apa yang terjadi dan harus ada penyelidikan menyeluruh," kata Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS, John Kerry. "Ini disayangkan. Insiden menggarisbawahi pentingnya menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina."