Selasa 01 Jun 2010 20:42 WIB

Imbauan Israel untuk Tak Bepergian ke Turki Tak Diindahkan Warganya

Bandara Tel Aviv
Foto: Haaretz
Bandara Tel Aviv

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM--Pemerintah Israel kemarin mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk menghindari pergi ke Turki karena takut "terjadi tindak kekerasan terhadap Israel" menyusul pembunuhan aktivis di armada bantuan ke Gaza. Namun, imbauan itu tampaknya tak diindahkan warganya.

Avi Cohen dari Nahariya berdiri dekat counter Turki Airlines di Ben-Gurion International Airport kemarin dan berbicara dengan putrinya di telepon saat ia mencoba meyakinkannya untuk tidak mengambil penerbangan ke Istanbul. "kalau menuruti peringatan untuk tidak bepergian, saya tidak akan berjalan dan hanya diam di rumah," katanya kepada putrinya. "Kau tahu bahwa aku pergi ke sana untuk bekerja. Bagiku, lebih berbahaya aku berada di Israel ketimbang di sana (Turki)," ujarnya di depan gagang telepon.

Sekitar 150 penumpang dijadwalkan untuk terbang pada penerbangan 787, yang lepas landas sekitar pukul 03.20 dari Israel ke Turki. Tidak ada pembatalan terkait seluruh jadwal penerbangan menuju Istambul, namun salah seorang staf penerbangan mengatakan beberapa penumpang berubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir sebelum naik ke dalam pesawat.

Adeeb Qassem dari Umm al-Fahm berjalan ke konter disertai oleh seorang penjaga keamanan untuk check in dalam penerbangan menuju Istanbul. "Saya berkonsultasi dengan perusahaan di Turki apakah harus membatalkan atau menunda perjalanan ini.  Mereka bilang "datang.." , maka saya pergi. Saya tak cemas, toh saya pergi untuk berbisnis, dan saya seorang Arab, juga Muslim," ujarnya.

Warga Israel lain yang tidak membatalkan perjalanannya adalah Lior Musyuv dari Herzliya yang bepergian ke India melalui Istanbul. "Saya tidak berpikir untuk membatalkan perjalanan saya dalam perjalanan saya ke India. Di Istanbul saya ganti pesawat. Aku mendengar apa yang terjadi di kapal. Hal ini menakutkan, tapi aku tetap pergi," katanya.

sumber : Haaretz
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement