REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dua belas relawan asal Indonesia yang ikut serta dalam Kapal Mavi Marmara kini berada di tangan Israel. Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad, mengatakan tidak terdapat korban luka-luka dalam rombongan WNI yang berada di kapal itu.
''Untuk relawan yang luka-luka dibawa ke rumah sakit militer di Ashdod. Yang lainnya diinterogasi kemungkinan ditahan dan akan dideportasi,'' ujar Sarbini di Jakarta, Selasa (1/6).
Sarbini mengatakan, kontak kepada para WNI hingga kini masih belum bisa dilakukan. ''Alat-alat komunikasi disita oleh Israel. Pun demikian dengan barang-barang bantuan yang dibawa bersama relawan,'' jelasnya.
Komunikasi, ujarnya, hanya bisa dilakukan dengan LSM asal Turki Insani Yardim Vakfi (IHH). ''Komunikasi semua negara tergabung di IHH,'' ujar Sarbini. Komunikasi terakhir dengan IHH dilakukannya sekitar pukul 08.00 WIB.
Dari komunikasi tersebut, pihak IHH tidak menyebutkan korban luka-luka ataupun meninggal dari pihak Indonesia. Pihaknya juga menerima informasi kondisi WNI dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). ''Dari Kemenlu mengatakan ada satu orang WNI yang luka,'' katanya.
Hingga kini MER-C masih menunggu informasi dari kedua pihak tersebut. ''Informasi dari keduanya kita percayai, mungkin saja interpretasi lukanya saja yang berbeda,'' jelasnya. Yang dapat dipastikannya, hingga kini masih belum ada korban jiwa dari WNI.