REPUBLIKA.CO.ID,Presiden Mesir Husni Mubarak memutuskan untuk membuka perbatasan negaranya dengan Jalur Gaza, Rafah. Demikian dilaporkan kantor berita Mesir, MENA. Keputusan itu diambil agar bantuan kemanusiaan terhadap penduduk di Jalur Gaza dapat disalurkan. Pembukaan tapal batas juga berguna bagi penduduk yang membutuhkan bantuan medis.
Presiden Mubarak memutuskan untuk membuka Rafah, sehari setelah aksi militer Israel yang menyerang kapal bantuan untuk Gaza di Laut Tengah. Sejak tahun 2007 Hamas berkuasa di Jalur Gaza. Wilayah tersebut ditutup rapat oleh militer Israel dan Mesir. Hanya dengan pengecualian khusus, barang atau orang diizinkan lewat.
Rafah adalah satu-satunya pintu perbatasan darat yang bisa digunakan oleh warga Gaza keluar dari wilayahnya. Pintu ini tidak sepenuhnya dikontrol sama Israel. Kantor berita reuters melaporkan bahwa pintu ini hanya dibuka sesekali dan dengan pengawasan yang sangat ketat. Ini dilakukan setelah Hamas mengambil kontrol penuh atas Gaza.
Karena seluruh perbatasan ditutup, selama ini sebagian warga menggunakan terowongan bawah tanah sebagai jalur utama untuk keluar-masuk Gaza. Israel dengan penuh curiga selalu mengatakan bahwa terowongan ini menjadi jalur utama penyelundupan senjata.
Salah satu pejabat Hamas pada tahun 2007 pernah mengatakan bahwa pintu Rafah mulanya dibuka dari pukul 09.00 hingga pukul 19.00. "Tapi sejak Hamas mengambil kontrol, pintu Rafah dibuka secara sporadis dan dengan pengatasan yang sangat ketat," ujar dia.
Seorang pejabat keamanan Mesir mengatakan bahwa hari ini pintu Rafah dibuka untuk memasukkan bantuan kemanusiaan dan obat-obatan ke Gaza. "Perbatasan akan dibuka sampai waktu tak terbatas," kata sumber yang dikutip reuters itu.