REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--Perdana Menteri Yukio Hatoyama menyatakan mengundurkan diri, Rabu (2/6), setelah memerintah kurang dari sembilan bulan. Ia menyatakan mundur setelah jajak pendapat terbaru yang dilakukan di Jepang menunjukkan dukungan rakyat padanya jatuh di bawah 20 persen.
Popularitas Hatoyama meluncur tajam setelah ia mengingkari janji kampanyenya untuk memindahkan pangkalan militer Amerika Serikat dari Okinawa. Pekan lalu ia memperpanjang izin pangkalan militer AS di pulau Okinawa dan hal itu menimbulkan kekecewaan besar bagi masyarakat Okinawa pada khususnya.
Dukungan terhadap Hatoyama mencapai titik terendah selama pemerintahannya sebelum ia menyatakan mengundurkan diri. Sambil menangis Hatoyama membuat pengumuman pada pertemuan parlemen khusus anggota parlemen dari partainya Demokrat Jepang (DPJ). "Saya akan mundur," ujarnya di hadapan anggota parlemen. Ia juga berjanji akan melakukan perubahan dalam DPJ.
"Apa yang dilakukan pemerintah tidak mencerminkan keinginan publik," kata Hatoyama sementara ia juga meminta sekretaris umum Ichiro Ozawa untuk berhenti.
Ozawa telah terlibat dalam skandal dana yang telah menyebabkan tiga bawahannya berhenti dan menghadapi dakwaan. Pria 63 tahun itu menyatakan dakwaan hukum dan masalah Okinawa-lah yang menyebbkan ia memutuskan untuk mundur.
"Saya telah menyebabkan kesulitan bagi rakyat Okinawa," kata Hatoyama. "Kami harus melakukan upaya untuk memindahkan pangkalan AS di luar Okinawa Namun hasilnya kami tidak bisa memberikan itu," tukasnya.
Spekulasi bahwa Hatoyama akan berhenti telah mendominasi surat kabar Jepang pekan ini. Ia mundur menjelang pemilihan majelis tinggi yang dijadwalkan pada 11 Juli.