Rabu 02 Jun 2010 23:06 WIB

Dua Relawan Indonesia Ternyata Terkena Tembakan di Dada dan Kaki

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/Antara/ Red: Budi Raharjo
Tentara Israel menembaki relawan di Kapal Mavi Marmara.
Foto: ap
Tentara Israel menembaki relawan di Kapal Mavi Marmara.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sepuluh relawan asal Indonesia yang tergabung dalam misi kemanusiaan Freedom Flotilla di Kapal Mavi Marmara sekarang sudah tiba dalam keadaan selamat di Yordania. Kepastian itu disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setelah berkomunikasi dengan Duta Besar Indonesia di Yordania.

''Lima menit lalu saya baru komunikasi dengan Dubes kita yang ada di Yordania bersama sepuluh orang saudara-saudara kita yang ada di bus yang telah bersama-sama di Yordania,'' ungkap Presiden dalam keterangan pers di kantor Presiden, Jakarta, Rabu (2/6).

Sedangkan dua WNI yang terluka, Surya Fahrizal dari Sahabat Al Aqsa dan Okvianto Baharudin dari Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (Kispa) sampai sekarang masih berada di sebuah rumah sakit di Israel. Presiden belum mengetahui rumah sakit tempat perawatan kedua WNI tersebut.

Presiden menjelaskan, dua WNI itu tidak menderita cedera ringan karena yang satu menderita luka tembak di tangan dan kaki sedangkan satu lagi luka tembak di dada. ''Laporan sementara saya terima sampai tadi dikatakan dua luka ringan, sebetulnya bukan luka ringan karena satu orang tertembak di kaki dan tangan kemudian satu orang lagi tertembak di bagian dada. Itu luka berat dua-duanya dirawat di Israel, tidak tahu di mana,'' jelasnya.

Kepala Negara telah menginstruksikan kepada Dubes Indonesia di Yordania agar sepuluh WNI yang sudah berada di Yordania ditangani secara baik dan pada saatnya nanti dapat pulang ke Tanah Air. Meski tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, menurut Presiden, pemerintah Indonesia terus berupaya meminta bantuan pihak mana pun termasuk pemerintah Yordania agar membantu mengevakuasi dua WNI yang masih dirawat di sebuah rumah sakit di Israel.Dua WNI tersebut diupayakan dipindahkan ke Yordania agar mendapatkan perawatan yang lebih layak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement