REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perlakuan buruk Israel terhadap Palestina yang berkepanjangan mengawali pendirian organisasi Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA). Salah satu orang yang begitu konsisten memperjuangkan berjalannya armada KISPA hingga kini adalah Ustadz Ferry Nur.
Dia merupakan salah satu inisiator berdirinya KISPA pada 14 Mei 2002 lalu. Sebelum menjabat ketua KISPA, Ustadz Ferry menduduki posisi sekjen. "Amanah ini, akan saya jalankan," ujar dia saat ditunjuk menggantikan Din Syamsuddin sebagai ketua KISPA.
Menurut Humas Kispa, Agus Darusman kepada Republika Online, Selasa Siang, Ustad Ferry merupakan sosok yang memiliki komitmen kuat terkait masalah Palestina. "Ia merupakan seorang yang gigih memperjuangkan bantuan untuk Palestina," kata dia.
Agus mengaku, ketika setahun lalu Ustadz Ferry ke Gaza, Palestina, dia tampak begitu sedih dan bahagia. Ferry bersedih karena rakyat Palestina begitu tabah dan sabar menghadapi perlakuan tidak manusiawi Israel. "Tidak ada yang menyangka, betapa kuatnya rakyat Palestina sekalipun diembargo, listrik dibatasi, dan minimnya air minum yang berkualitas," kata Agus menirukan perkataan Ustadz Ferry.
Kemudian, dia begitu bahagia karena melihat rakyat Palestina di tengah penderitaan tetap menjalankan kewajiban sebagai seorang Muslim untuk beribadah dan membaca Alquran. "Beliau bahagia dengan pengalaman melihat setiap keluarga yang mengajari anak-anak mereka bacaan Quran," ujar Agus.
Pribadi Istiqomah
Dalam kesehariannya, Ustadz Ferry merupakan pribadi yang begitu menjunjung tinggi setiap ajaran Rasullah SAW. Dia tak segan mengingatkan keluarga besar KISPA untuk memegang teguh ajaran Rasullah. "Sikap itulah yang begitu mengena di kami," kata Agus
Kata dia, Ustadz Ferry juga selalu melihat Islam merupakan agama yang tidak membebani umatnya. Islam selalu memberikan kemudahan seseorang dalam kehidupannya. Prinsip itulah yang melatari pemikirannya tentang perjuangan membebaskan Palestina.
Ia menuturkan, Ustadz Ferry selalu mengingatkan kepada keluarga besar KISPA untuk selalu berjuang dengan tidak membebani diri. "Kita mungkin tidak semua menuju Gaza, tapi dengan mempersiapkan untuk keperluan di sana, amalannya sama dengan orang yang berangkat ke sana," ujar Agus menirukan pesan Ustadz Ferry sebelum berangkat.
Terakhir, kata dia, ketika kontak terjadi, Ustad Ferry juga berpesan, perjalanan ke Gaza, Palestina adalah pekerjaan kemanusiaan yang ingin membantu saudara-saudaranya. "Kata dia, Kita akan memberikan hak yang selama ini belum tercapai," ujar Agus menutup cerita.