Kamis 03 Jun 2010 04:54 WIB

Israel Perintahkan Keluarga Diplomat Tinggalkan Turki

Aksi mengutuk Israel di New York, Amerika Serikat
Foto: ap
Aksi mengutuk Israel di New York, Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA--Israel memerintahkan keluarga diplomat untuk meninggalkan Turki setelah hubungan antara kedua negara tenggelam ke titik terendah setelah serangan mematikan Israel atas armada bantuan ke Gaza. Media Israel melaporkan Rabu bahwa kementerian luar negeri memerintahkan keluarga diplomat di Turki untuk meninggalkan negeri itu.

"Misi diplomatik Israel akan tetap di Turki, tapi keluarga para diplomat diharapkan secepatnya meninggalkan negara itu," demikian siaran Radio Israel yang bersumber dari siaran pers Kementerian Luar Negeri. Namun sumber di kementerian itu tidak mengonfirmasi atau menyangkal laporan media tersebut.

Turki, yang mendukung misi bantuan Gaza, telah paling vokal dalam mengutuk serangan itu, dan menggambarkannya sebagai pembantaian. Israel tengah menimbang hubungan diplomatiknya dengan negara ini.

Sebelumnya, Nikaragua telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, Selasa (1/6). Negara di Amerika Latin itu adalah yang pertama melakukan tindakan  itu sebagai protes atas penyerangan negara Yahudi itu terhadap armada yang mengangkut bantuan kemanusiaan untuk Gaza.

Ketua komunikasi sekaligus ibu negara, Rosario Murillo, istri Presiden Daniel Ortega dalam sebuah pernyataan di Radio Ya mengatakan serangan yang ilegal terhadap misi kemanusiaan itu jelas melanggar hukum internasional dan kemanusiaan..

Nikaragua menegaskan dukungannya pada rakyat Palestina dan mendesak diakhirinya blokade atas Jalur Gaza. Nikaragua pernah memutuskan hubungan dengan Israel tahun 1979 ketika Ortega berkuasa untuk pertama kali setelah memimpin revolusi Sandinista yang berhaluan kiri.

Hubungan itu dipulihkan kembali oleh penggantinya Violeta Chamoro setelah terpilih tahun 1990. Tindakan Selasa itu membawa Nikaragua segaris dengan rezim-rezim kiri di Amerika Latin.

Venezuela dan Bolivia memutuskan hubungan dengan Israel tahun 2009 sebagai protes terhadap serangan Israel di Jalur Gaza. Sementara Kuba sudah bersikap jauh-jauh hari, memutuskan hubungan dengan negara Yahudi itu pada tahun 1973.

sumber : Hurriyet Daily News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement