REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebrutalan Israel menyerang kapal Mavi Marmara yang mengangkut bantuan untuk warga Gaza, menyulut kemarahan dunia. Unjuk rasa langsung menyeruak di berbagai penjuru dunia. Nikaragua dan Turki pun langsung memutuskan hubungan diplomatiknya. Para pemimpin dunia pun mengecam aksi tersebut.
Turki adalah salah satu mitra strategis Israel. Akibat putusnya hubungan diplomatik dengan Turki, ada pengamat yang kemudian mengungkapkan kemungkinan terjadinya alienasi atau bahkan isolasi terhadap Israel. Wacana ini antara lain diungkapkan oleh analis dari Universitas Michigan, Scott Atran.
"Penyerangan terhadap misi kemanusiaan, hanya akan membawa dunia mengalienasi dan mengisolasi Israel," kata dia seperti dikutip Associated Press. Sejurus dengan itu, menurut Atran, legitimasi terhadap Hamas pun akan menguat.
Seruan untuk mengisolasi Israel ini antara lain sudah secara tegas dinyatakan oleh Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi. Kata dia, hanya dengan mengisolasi Israel, ancaman tindakan kriminal yang terlembaga dan menggegerkan dunia bisa diatasi. Menurut dia, dengan menyerang kapal bantuan kemanusiaan untuk Gaza, Israel sedang menggali kuburnya sendiri.
Ancaman ini pun dipandang serius oleh sebagian tokoh Israel. Mantan perdana menteri Israel, Ehud Olmert, mengatakan bahwa Israel rugi besar dengan putusanya hubungan diplomatik dengan Turki. Dalam wawancara dengan Radio Angkatan Darat Israel, Olmert menekankan agar pemerintah Israel saat ini harus berupaya keras memperbaiki hubungan dengan komunitas internasional.
Dia mengakui bahwa penyerangan Israel terhadap kafilah Freedom Flotilla mengundang kemarahan dunia. Jika tidak segera diredam, menurut dia, kemarahan ini bisa menggiring masyarakat dunia untuk mengisolasi Israel. "Kita harus berupaya keras mengembalikan situasi di mana Israel menjadi sahabatnya dunia," kata Olmert dalam wawancara yang juga dimuat situs harian Israel Hareetz.
Akankah isolasi ini benar-benar terjadi? Untuk menjawabnya kita perlu melihat kekuatan besar di balik Israel, yakni Amerika Serikat (AS). Mengisolasi Israel, bisa juga diartikan sebagai melawan kehendak AS. Selama ini, dukungan AS terhadap Israel telah terlihat baik secara eksplisit maupun implisit.