Kamis 03 Jun 2010 19:29 WIB

Sopir Taksi di Inggris Mengamuk, 12 Orang Tewas

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Siwi Tri Puji B
Polisi berjaga di dekat korban penembakan yang tewas
Foto: AP
Polisi berjaga di dekat korban penembakan yang tewas

REPUBLIKA.CO.ID, SEASCALE--Seorang sopir taksi melaju kendaraannya di hamparan tenang dari barat laut Inggris pada hari Rabu, sambil memuntahkan peluru dari senjatanya. Akibatnya, 12 orang dan melukai 25 lainnya sebelum akhirnya memutar pistol pada dirinya sendiri. Persitiwa yang terjadi di daerah Cumbria adalah penembakan paling mematikan sejak tahun 1996 dan mengejutkan publik di negara dimana kepemilikan pistol oleh warga sipil adalah ilegal.

Tubuh si penembak, Derrick Bird, 52 tahun, ditemukan di hutan dekat Boot, sebuah dusun yang populer dengan pendakian dan wisata di perbukitan Inggris, Distrik Lake yang elok. Polisi mengatakan dua senjata itu ditemukan dari tempat kejadian.

Delapan orang yang terluka berada di rumah sakit, dengan tiga di antaranya dalam kondisi kritis. Ratu Elizabeth II turut prihatin dengan kejadian ini dengan menyatakan "kesedihan dan kengerian dari seluruh negeri." Dia menyatakan simpati untuk keluarga korban.

"Penembakan itu mengejutkan masyarakat Cumbria dan di seluruh negeri," kata Wakil Kepala Polisi Polisi Stuart Hyde.

Polisi mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apa motif si pembunuh itu, atau apakah penembakan dilakukan secara acak atau direncana. Beberapa laporan mengatakan Bird sebelumnya  telah bertengkar dengan sesama sopir taksi para malam sebelum pembunuhan.

Peter Leder, seorang sopir taksi, mengatakan ia melihat pria bersenjata itu hari Selasa dan tidak menyadari apa yang akan terjadi. Tapi ia terpana oleh kata-kata Bird sebelum berangkat.

"Ketika dia pergi, dia berkata, "Sampai jumpa Peter, tapi aku tidak ingin melihatmu lagi,'" kata Leder kepada Channel 4 News.

Penembakan pertama dilaporkan di kota pesisir Whitehaven, sekitar 350 mil (560 kilometer) barat laut London. Saksi mata mengatakan korban tewas termasuk dua penumpang Bird.

Polisi mengingatkan warga untuk tinggal di dalam rumah saat mereka melacak kepergian si penembak. Saksi menjelaskan melihat si penembak berkeliling di jalanan dan menembak dari jendela mobilnya.

Korban meninggal di Seascale dan Egremont, dekat Whitehaven, dan di Gosforth, adalah anak petani yang tengah bermain di lapangan. Para pekerja di pabrik pengolahan nuklir di dekatnya diperintahkan untuk tinggal di dalam sementara pria bersenjata itu berputar-putar di wilayah itu.

Hyde mengatakan ada 30 TKP yang terpisah. Banyak tubuh tetap di tanah Rabu malam, ditutup dengan lembaran koran, menunggu bantuan. Polisi enggan membeberkan identitas dari mereka yang tewas, namun laporan-laporan setempat mengatakan Bird membunuh seorang wanita 66 tahun dekat rumahnya dan seorang pensiunan yang tengah bersepeda.

Penembakan mematikan jarang terjadi di Inggris, dimana kepemilikan senjata secara ketat dibatasi. Dalam beberapa tahun terakhir, ada pembunuhan kurang dari 100 senjata setiap tahun di seluruh negeri.

Aturan kepemilikan senjata diperketat setelah dua pembantaian pada 1980-an dan 1990-an. Pada tahun 1987, penggemar senapan, Michael Ryan membunuh 16 orang di kota Inggris Hungerford. Pada tahun 1996, Thomas Hamilton menewaskan 16 anak-anak dan seorang guru di sebuah sekolah dasar di Dunblane, Skotlandia.

Sekitar 600 ribu orang di Inggris mendapat senapan secara legal, sebagian besar dari mereka petani dan pemburu di daerah pedesaan.

Perdana Menteri David Cameron mengatakan pemerintah akan melakukan segala sesuatu yang bisa untuk membantu daerah yang terkena dampak. "Ketika kehidupan dan masyarakat tiba-tiba pecah dengan cara ini, pikiran kita harus dengan semua orang terjebak dalam peristiwa-peristiwa tragis, terutama keluarga dan teman-teman dari mereka yang tewas atau cidera," katanya kepada anggota parlemen di House of Commons.

sumber : AP/Reuters/BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement