Selasa 08 Jun 2010 04:04 WIB

Foto Buktikan Tentara Israel tak Terancam di Kapal Mavi Marmara

Tampak seorang relawan melindungi tentara Israel yang terluka dari jepretan kamera di kapal Mavi Marmara, Senin (31/5)
Foto: Hurriyet
Tampak seorang relawan melindungi tentara Israel yang terluka dari jepretan kamera di kapal Mavi Marmara, Senin (31/5)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA--Jelas tertangkap kamera, para tentara Israel yang ditangkap tidak menghadapi pembunuhan sebagai diklaim pemerintah Israel.

Sebuah laman koran Turki, Hurriyet mempublikasikan galeri foto yang menunjukkan para tentara Israel yang tertangkap setelah mereka menyerang kapal Mavi Marmara di perairan internasional pada Senin (31/5) dini hari.

Respon yang diberikan tentara Israel seperti dikutip dari Haaretz, "Gambar dipublikasikan berfungsi sebagai bukti yang jelas dan tegas dari argumen Israel mengulangi bahwa penupang kapal (Mavi Marmara) adalah tentara bayaran yang dimaksudkan untuk membunuh tentara Israel".

Juru bicara Israel dan media dalam beberapa hari terakhir juga mengklaim para tentara menghadapi "lynching" atau pembunuhan, sebuah kalimat provokatif yang sengaja digunakan untuk pembunuhan massa afrika-Amerika oleh supremasi kulit putih di Amerika Serikat.

Foto-foto itu membuktikan para tentara sama sekali tidak berada dalam kondisi terancam, bahkan sebaliknya. Awalnya, sangat jelas para relawan memiliki waktu dan kesempatan yang cukup untuk melukai atau membunuh tentara Israel jika mereka berniat.

Pada sebagian foto Hurriyet, tampak penumpang atau petugas medis, melindung dan merawat tentara Israel. Bahkan, tampak seorang relawan melindungi seorang tentara Israel, bukan dari serangan berbahaya, namun hanya dari jepretan kamera.

Sebagai foto tambahan, yang belum ditampikan di Hurriyet, namun ditampilkan di sebuah akun Facebook, The Economist, menunjukkan sebagian tentara Israel dan relawan yang memegangnya, sementara seorang lagi memberikan pertolongan medis.

sumber : israel-palestinenews.org
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement