Selasa 08 Jun 2010 22:24 WIB

Mesir Angkat Blokade di Perbatasan Palestina

Rep: Wulan Tanjung Palupi/ Red: Endro Yuwanto
Blokade Israel
Blokade Israel

REPUBLIKA.CO.ID, SHARM EL-SHEIKH--Setelah tiga tahun bekerja sama dengan Israel dalam melakukan blokade atas Gaza, Mesir menyatakan akan terus membuka wilayah perbatasan dengan wilayah Palestina tanpa batas waktu.

Seiring dengan tekanan internasional untuk mengurangi blokade, seorang pejabat keamanan Mesir mengatakan dengan melakukan blokade pada Hamas hanya akan membuat militansi berkembang lebih subur. Langkah ini juga diperhitungkan untuk meredakan kemarahan di dunia Arab dan Muslim atas peran Mesir dalam bekerjasama dengan Israel melakukan blokade.

Keputusan Mesir diharapkan juga akan semakin menekan Israel untuk membuka blokade atas Gaza. Bagi warga Gaza, ini membuka secercah jalan bagi setidaknya 1,5 juta rakyat yang hidup di wilayah itu. "Mesir adalah negara yang mematahkan blokade," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Mesir Hossam Zaki. "Kami tidak akan membiarkan kekuatan pendudukan melarikan diri dari tanggung jawabnya," tegas Zaki.

Israel tidak secara terbuka memprotes langkah Mesir, namun para pejabat Israel menolak memberikan komentar. Amerika Serikat (AS) yang menyebut hambatan perbatasan ini tidak dapat dilanjutkan adalah salah satu negara yang mendesak untuk perubahan.

Wakil Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak, Senin (7/6) di

sebuah resor Laut Merah di Sharm El-Sheikh. Ia merilis sebuah pernyataan yang isinya AS berkonsultasi dengan Mesir serta sekutu lain untuk mencari cara baru untuk menangani keamanan, masalah kemanusiaan, ekonomi, dan aspek politik situasi di Gaza.

Sementara di pantai Gaza, angkatan laut Israel menembak dan menewaskan empat orang mengenakan baju selam di lepas pantai. Kelompok Brigade Al Aqsha mengatakan orang-orang yang ditembak adalah anggota unit pelatihan laut.

Mesir sebelumnya tidak ragu untuk menerapkan blokade ata Gaza. Sama seperti Israel, Mesir menyaksikan menangnya Hamas menguasai Gaza dengan keprihatinan. Negara tetangga ini tidak merasa aman setelah Hamas mengambil kekuasaan dari saingan mereka, gerakan Fatah yang didukung Barat dalam pertempuran berdarah pada 2007.

Mesir tidak merasa aman berbagi perbatasan dengan Hamas yang didukung penuh oleh Iran. Hotel-hotel di Semenanjung Sinai Mesir pernah menjadi tempat serangan teroris

yang terakhir terjadi pada tahun 2006.

Negara ini membayar harga yang mahal untuk ambil bagian dalam blokade, yakni tentangan keras di dalam negeri terhadap pemerintahan Mubarak, yang telah dituduh sebagai 'agen' bagi Israel.

Pada Januari 2008, militan Hamas meledakkan dinding perbatasan Mesir-Gaza untuk mengakhiri blokade. Ratusan ribu warga Gaza pun berbondong-bondong ke Mesir untuk persediaan pasokan kebutuhan pokok dan mengunjungi teman dan sanak keluarga yang tak bertemu selama bertahun-tahun. Butuh waktu 12 hari bagi pasukan Mesir untuk memulihkan ketertiban dan menutup perbatasan.

sumber : ap/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement