Rabu 09 Jun 2010 02:56 WIB

Sudahkah Mesir Membuka Lebar-lebar Pintu Masuk ke Palestina?

Anggota parlemen Mesir yang mencoba membawa bantuan ke Gaza, Palestina.
Foto: Alaqsa Voice/sahabatalaqsha.com
Anggota parlemen Mesir yang mencoba membawa bantuan ke Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA--Pemerintah Mesir baru-baru saja menyatakan akan terus membuka wilayah perbatasan dengan wilayah Palestina tanpa batas waktu. Demikian dikatakan juru bicara Departemen Luar Negeri Mesir Hossam Zaki. Namun, apakah semudah itu memasuki wilayah blokade Palestina?

Salah seorang anggota Parlemen Mesir dari fraksi Al Ikhwan Al Muslimun, Dr. Muhammad Al Baltaji mengaku dipersulit aparat keamanan Mesir yang bertugas di pintu perbatasan Rafah. Dia menuturkan, konvoi anggota Parlemen Mesir yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza dilarang memasuki pintu perbatasan Rafah.

Dalam kontaknya melalui telepon dengan radio Alaqsa Voice, Senin (7/6), Al Baltaji menyeru seluruh lembaga dan para pemimpin Arab, untuk  berupaya membantu mereka agar dapat masuk ke Gaza. Al Baltaji juga menegaskan, para anggota Parlemen Mesir tersebut hanya membawa bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina yang sangat memerlukannya di Jalur Gaza.

Al Baltaji mengatakan, rombongannya berangkat tepat pada pukul 9 pagi, membawa bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza yang menderita akibat diblokade. Jelasnya, rombongannya terdiri dari sembilan orang anggota parlemen dari berbagai fraksi.

Dia juga memaparkan, aparat keamanan Mesir sekarang melarang media massa untuk memberitakan perihal keberangkatan rombongan anggota parlemen tersebut. Ditambahkannya pula, sebelum pelarangan di pintu perbatasan, aparat militer Mesir itu telah melakukan pencegatan 2 kali terhadap mereka.

Yang pertama kali aparat mencegat mereka di Terusan Suez, dan yang kedua di Sinai. Al Baltaji kembali menyerukan semua pihak untuk berupaya memudahkan mereka masuk Gaza melalui pintu Rafah secepat mungkin.

"Ternyata sesumbar Husni Mubarak untuk membuka pintu Rafah yang ia katakan tak lama setelah peristiwa pembantaian tentara Zionis terhadap Kafilah Kapal Kebebasan, yang katanya demi kemanusiaan, hanyalah lipsservice saja," ujar Al Baltaji.

sumber : sahabatalaqsha.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement