Rabu 09 Jun 2010 12:36 WIB

Usai Dideportasi Israel, Peraih Nobel Perdamaian Buka Suara

Red: irf
Mairead Maguire
Mairead Maguire

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Peraih Nobel Perdamaian Mairead Corrigan Maguire telah menuduh Israel melakukan pemusnahan suku bangsa secara perlahan terhadap orang Palestina setelah ia dihalangi secara paksa untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. "Jalur Gaza telah terputus dari dunia luar selama lebih dari tiga tahun. Rakyat Jalur Gaza tak memiliki bahan pokok yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan mereka," kata Mairead (66), setelah ia dideportasi oleh Israel bersama empat pegiat lain dari Irlandia di kapal MV Rachel Corrie.

"Kebijakan Israel lah yang mengakibatkan ini. Terjadi pemusnahan suku bangsa secara perlahan terhadap rakyat Palestina," kata wanita pegiat tersebut di Dublin, Senin, waktu setempat. Mairead, yang dilahirkan di Belfast, dianugrahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1976, setelah ia ikut mendirikan Perhimpunan Rakyat Perdamaian di Iralndia Utara dan sejak itu telah memperoleh beberapa hadiah lain.

Tahun lalu, ia juga menuduh Israel melancarkan kebijakan pembersihan suku terhadap orang Palestina, sebelum dideportasi setelah ia menghabiskan waktu satu pekan di satu penjara Israel. Ketila itu, dia ikut di kapal feri kecil yang dicegat militer Israel saat membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Dalam pernyataan itu, Mairead kembali berjanji akan datang lagi dalam upaya lain untuk menembus blokade tiga tahun Israel tapi menyatakan AS dapat memainkan peran penting. "Presiden AS Barack Obama memiliki kekuasaan untuk mengatakan kepada pemerintah Israel, `cukup sudah semuanya, kebijakan kamu tak dapat diterima baik dan kamu harus memilih perdamaian`," katanya.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement