REPUBLIKA.CO.ID,RAFAH--Dibukanya perbatasan Rafah menyebabkan warga Palestina berbondong-bondong berupaya menyeberang ke Mesir. Pintu Rafah dibuka secara terbatas untuk warga Palestina yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri atau orang yang akan menjalani pengobatan.
Ribuan warga Gaza berupaya keluar dari tempat itu untuk berbagai keperluan setelah 'terpenjara' di rumahnya sendiri. Sebuah terminal penumpang yang dikuasai Hamas di sisi perbatasan Gaza itu penuh sesak dengan ratusan warga Gaza berusaha untuk mendapatkan izin.
Polisi Hamas pun kewalahan menangani jumlah warga Gaza yang berupaya menyeberang. Mereka pun terlihat berupaya mengatur antrian ratusan warga yang berdesak-desakan di kantor yang sempit.
Sekitar 1,5 juta warga Gaza bisa dikatakan tidak dapat menyeberangi perbatasan itu selama tiga tahun karena aturan blokade yang diterapkan Mesir dan Israel. Kini ditengah ramainya tekanan internasional agar blokade atas Gaza dicabut, Mesir memutuskan untuk memperlonggar blokade.
Bagi rakyat Gaza, kesempatan ini adalah secercah harapan untuk dapat hidup lebih baik di tanahnya sendiri, meskipun blokade belum sepenuhnya dicabut. Mesir berjanji untuk membuka perbatasan Rafah tanpa batas waktu yang ditentukan.
Namun hanya rakyat Gaza yang memiliki bukti akan bersekolah di luar negeri atau warga yang menunjukkan bukti akan berobat ke luar negeri-lah yang diperbolehkan untuk melintas. Sementara warga tanpa dua tujuan tersebut tetap dilarang melintasi perbatasan untuk masuk ke wilayah Mesir. Pada Selasa (8/6), tak kurang dari 3.000 warga Gaza telah menyeberang ke Mesir.