REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Indonesia menyayangkan keputusan Dewan Keamanan PBB yang menjatuhan sanksi tambahan terhadap Iran. Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, menyatakan Indonesia tetap percaya bahwa masalah ini hanya bisa diatasi melalui dialog yang didasari rasa saling percaya.
''Kita menyayangkan bahwa kondisi berkembang sedemikian rupa sehingga Dewan Keamanan merasa perlu menerapkan sanksi tambahan terhadap Iran. Kita senantisasa berpandangan bahwa penyelesaian masalah ini adalah melalui perundingan, dialog,'' kata Menlu saat ditemui di Jakarta, Jumat (11/6).
Indonesia meragukan penerapan sanksi ini akan menciptakan kondisi yang kondusif. Apalagi hampir bersamaan dengan penerapan sanksi ini, Iran langsung merespon negatif terhadap sanksi ini. ''Menurut saya, masalah Iran ini adanya masalah trust deficit karena adannya kekurangpercayaan dari kedua belah pihak,'' jelas Menlu.
Saat ini yang harus dilakukan oleh dunia internasional adalah membangun kembali rasa saling percaya. Masalah Iran, menurut Marty, bukan hanya masalah teknis bagaimana bisa uranium diperkaya di negara ketiga seperti yang sudah diraih melalui Turki dan Brasil. ''Tapi ternyata pihak-pihak lain belum mempercayai efektibilitas dari proses ini sehingga timbul masalah (sanksi baru) ini,'' ujarnya.
Dijatuhinya sanksi baru atas Iran menyebabkan rencana Indonesia untuk melakukan kerja sama nuklir damai dengan Iran otomatis menjadi terhambat. Pasalnya, resolusi Dewan Keamanan PBB, terlepas dari konstelasi voting yang dilakukan, mesti dipatuhi oleh seluruh masyarakat internasional. ''kita bekerja dengan negara mana pun di dunia, sesuai selaras dengan kewajiban dan ketentuan internasional,'' ujar Marty mengenai masa depan kerja sama nuklir damai Indonesia-Iran.