Ahad 13 Jun 2010 02:36 WIB

Amnesti Seru Thailand Bentuk Tim Netral Terkait Investigasi Kerusuhan

Pengunjuk rasa Kaos Merah
Foto: AP PHOTO
Pengunjuk rasa Kaos Merah

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK--Kelompok hak asasi manusia (HAM), Amnesti Internasional, Sabtu,  mengimbau perdana menteri Thailand untuk menjamin dilakukannya penyelidikan independen dan netral atas kerusuhan baru-baru ini dan mencabut status darurat negara secepatnya. Sebelumnya, Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva telah mengumumkan membentuk komisi penyelidikan yang dipimpin oleh seorang mantan jaksa agung untuk memeriksa 90 orang yang tewas, setelah bentrokan antara angkatan bersenjata dan pengunjukrasa "Kaos Merah" yang anti-pemerintah.

"Independen adalah faktor terpenting untuk kredibiltas suatu penyelidikan," tulis pejabat Sekjen Amnesti, Claudio Cordone. Dia menegaskan bahwa pemeriksaan harus dilakukan dengan bebas dari pengaruh pihak lain dalam bentrokan itu.

"Investigasi harus juga netral, termasuk tuduhan pelanggaran-pelanggaran HAM oleh kedua pihak," tegasnya.

Unjukrasa Kaos Merah, dibubarkan pada 19 Mei oleh aksi penumpasan yang dilakukan pihak militer terhadap pusat perkemahan mereka di Bangkok tengah. Aksi itu memicu meletusnya kekerasan yang juga menyebabkan sekitar 1.900 orang terluka.

Kanit Nanakorn, yang memimpin investigasi, mengatakan tujuannya adalah untuk membentuk fakta-fakta dari pada mencari siapa yang bertanggungjawab. Namun Amnesti dalam suratnya menyerukan, penyelidikan seharusnya dilakukan dengan pandangan "untuk memulai penuntutan terhadap para pelaku yang dituduh melanggar HAM", yang ditegaskan oleh bahwa hal itu jelas dilakukan oleh pasukan keamanan dan para pemrotes.

Pemerintah membela penggunaan tentara bersenjata, dengan mengatakan bahwa mereka hanya berwenang menembak dengan peluru tajam sebagai tembakan peringatan. Tindakan itu, menurut pemerintah, dalam rangka mempertahankan diri atau melawan "teroris" yang dituduh menghasut pemberontakan.

Abhisit mengemukakan rencana-rencana untuk para simpatisan Baju Merah pada forum penyelidikan guna menjamin kepercayaan atas netralitas mereka. Namun partai oposisi utama terlihat "mencampuri" dengan mengatakan, Kanit terlalu dekat dengan pemerintah.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement