REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH--Organisasi Konferensi Islam (OKI), menyerukan kelompok-kelompok yang bertikai di Kyrgyzstan untuk menahan diri setelah kerusuhan etnik di negara itu menewaskan 82 orang. Sekjen OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu, Ahad (13/6) menyeru Kyrgyzstan kembali tenang setelah bentrokan etnik dan kerusuhan di kota Osh.
Ihsanoglu mendesak seluruh masyarakat Kyrgyzstan menahan diri dan tetap saling hidup damai di bawah norma hukum. Pihak berwenang Kyrgyzstan dimintanya mengambil tindakan yang diperlukan untuk memulihkan situasi dan mencegah terulangnya kembali kejadian-kejadian tragis seperti itu pada masa depan.
Republik Kyrgyzstan yang penduduknya mayoritas Muslim adalah salah satu dari 57 negara anggota OKI yang berpusat di Jeddah itu. Sementara itu, mantan Presiden Kyrgyzstan Kurmanbek Bakiyev yang tinggal di pengasingan di Minsk, Belarus, Ahad membantah terlibat dalam gelombang kerusuhan di Kyrgyzstan itu.
Bakiyev dalam sebuah pernyataan mengatakan laporan-laporan tentang keterlibatannya dalam kerusuhan itu adalah kebohongan yang memalukan. Dia mengecam pemerintah sementara yang menggantikannya setelah pemberontakan April lalu yang terbukti tidak mampu mengatasi aksi kekerasan itu.