REPUBLIKA.CO.ID,BAGHDAD--Para pemberontak dengan mengenakan seragam militer melakukan penyerbuan ke bank sentral Irak sebagai upaya percobaan perampokan. Mereka sempat terlibat aksi baku tembak dengan petugas keamanan dan sempat meledakkan bom yang menewaskan 26 orang.
Peristiwa itu merupakan upaya kelompok bersenjata untuk memanfaatkan kebuntuan politik yang terjadi di Irak setelah pemilu 7 Maret lalu. Mereka berupaya mengganggu stabilitas keamanan di Baghdad menjelang kepergian pasukan militer AS. Juru bicara militer Irak, Mayjen Qassim al-Moussawi, menuding aksi itu dilakukan Al qaidah di Irak. Namun, dikatakannya, dalam insiden itu tidak ada uang yang hilang dari bank. Padahal bank tersebut menyimpan cadangan emas, selain mata uang AS dan Irak.
Ledakan bom pertama terjadi di jalan dekat generator pembangkit listrik. Para pemberontak mengenakan seragam militer dan mencoba masuk ke dalam bank melalui dua pintu masuk. Mereka segera terlibat baku tembak dengan petugas keamanan. Tiga pelaku bom bunuh diri telah meledakkan diri dengan menggunakan rompi yang telah dilengkapi bom.
Sedangkan dua anggota militan lainnya tewas setelah ditembak petugas keamanan di pintu kedua. Militer Irak segera menyerbu gedung dan terlibat baku tembak sekitar tiga jam lamanya. Pelaku lainnya berhasil naik ke lantai lebih tinggi dan membakar sejumlah dokumen penting. Mereka berhasil meloloskan diri setelah berbaur bersama karyawan bank.
Polisi setempat menyebutkan sebuah bom mobil meledak yang berjarak sekitar 900 yard dari bank sentral. Moussawi menyebutkan, 15 orang tewas. Namun polisi dan sejumlah petugas rumah sakit menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 26 orang dan lebih dari 60 lainnya terluka.
Ghayth Abdullah, pemilik toko pakaian di dekat lokasi kejadian menyatakan ledakan itu telah memaksa sejumlah orang melarikan diri dari rumah, termasuk lusinan perempuan yang bekerja di bank itu. Pemerintah dianggap lalai melindungi warganya sendiri. ''Saya tidak memikirkan soal barang milik saya. Saya khawatir apa yang akan terjadi dengan keluarga saya bila saya tewas,'' sesalnya.