REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Kepala staf Gedung Putih, Rahm Emanuel dikabarkan tidak dapat menanggungnya lagi. Demikian yang diungkapkan seorang sumber yang menolak disebut namanya kepada Telegraph, Minggu (20/6)
Sumber itu mengatakan, Emanuel yang merupakan putra dari imigran Yahudi, akan berhenti setelah 18 bulan merasa frustasi terhadap sikap yang tidak konsisten saat mengeluarkan kebijakan.
Pria keturunan Yahudi itu merasa senang bekerja dengan Obama, namun mereka sampai pada pemahaman bahwa mereka memiliki perbedaan dari gaya masing-masing. Sehingga Emanuel yang berusia 50 tahun itu hanya akan bekerja separuh waktu dari perjanjian empat tahun kerja di Gedung putih.
Beberapa teman Emanuel juga mengaatakan, pernah mendengar pengakuannya mengenai kurangnya waktu dan hubungan yang renggang dengan keluarganya karena tekanan dari pekerjaan yang dianggap paling bergengsi di kancah politik AS.
"Saya bertaruh Emanueal akan pergi setelah menjalan setengah masa kerjanya," ujar seorang konsultan Partai Demokrat di Washington.
"Tak ada yang berpikir pasangan Obama dan Emanuel akan harmonis, namun tak mudah untuk mengeluarkannya. Dia memiliki hak untuk menjalankan pekerjaannya, namun konsensus kemudian mengatakan dia akan pergi," tambah konsutan itu.
Seorang pejabat resmi masa pemerintahan Bill Clinton mengatakan "tak ada yang terkejut" dengan kepergian Emanual setelah pemilihan di pertengahan masa kerja pada bulan November, ketika partai Demokrat akan berjuang untuk mempertahankan angka mayoritas di dewan perwakilan serta senat.
Sudah banyak diketahui di Washington, sering terjadi perselisihan antara Emanual yang merupakan mantan anggota Kongres yang dikenal paling dengan sikap kompromistis dengan sikap idealis para pengikut Obama yang berada di Gedung Putih.
Sikap Emanuel yang kasar seringkali membuat orang berpikir salah, serta adanya rasa putus asa diantara para penasihat terdekat Obama yang mengatakan Emanuel telah gagal untuk melakukan program legislasi Presiden dengan latar belakang yang dijanjikan.
"Mungkin bukan salahnya, namun persepsi tersebut melekat padanya. Semua pemilihan suara memang berat, mulai dari perawatan kesehatan hingga energi dan reformasi keuangan," lanjut konsultan yang menolak disebut namanya.
"Partai Demokrat tidak berada dibelakang Presiden sebagaimana Partai Republik melakukan untuk George W. Bush dan hal itu berarti tanggungjawab Emanuel," terangnya.
Terdapat perbedaan yang tajam mengenai aturan kesehatan yang baru, Emanuel berpendapat protes publik tentang biaya harus memaksa mereka menurunkan paket menjadi lebih kecil. Sementara, Obama dan penasihatnya termasuk Kepala Strategi, David Axelrod dan seorang pengusaha wanita dan penasihat dari Chicago, memutuskan untuk meneruskan kebijakan yang meminta kenaikan dari jaminan kesehatan publik.
Dilaporkan, Emanuel mengeluh kepada teman-temannya bahwa perannya sebagai Kepala Staff Gedung Putih hanya "pekerjaan selama 18 bulan" karena intensitasnya.
Posisi yang diduduki Rahm Emanuel saat ini merupakan salah satu pekerjaan yang paling dikejar, sebab tanggungjawabnya termasuk mengontrol agenda dari Presiden, menerapkan disiplin Gedung Putih dan menjaga hubungan dengan Kongres.
Kepergian Emanual bisa menjadi tanda adanya masalah pada kepemimpinan Obama dibanding yang diperkirakan.
Emanual kabarnya tengah bersiap untuk mencalonkan diri sebagai walikota Chicago yang merupakan kota asalnya, meskipun dia tidak pernah menjadi bagian dari pendukung Obama serta tidak mendukungnya dalam pemilihan senator di partai Demoktrat pada tahun 2008.
Namun, hal itu tergantung dari Walikota Richard Daley apakah dia akan kembali mencalonkan diri pada pemilihan tahun 2011.
Kesulitan dari Emanuel untuk menjalankan pekerjaan di Gedung Putih sebenarnya banyak yang meragukan, setelah pria itu membawa tiga anak-anaknya ke Chicago. Menurut sumber, Emanuel mengatakan kepada teman-temanya, dia sangat sensitif terhadap ide bahwa dia bukan ayah yang baik setelah melakukan itu.
Emanuel merupakan putra dari imigran Yahudi dan merupakan seorang penari balet di sekolah. Dia kemudian bekerja sebagai relawan sipil di Israeli Defence Force atau Badan Pertahanan Israel pada Perang Teluk tahun 1991 silam.
Hinggi kini, belum ada pernyataan resmi dari Gedung Putih.