Rabu 23 Jun 2010 02:10 WIB

Satu per Satu, Gedung Putih Ditinggal Penghuninya

Rep: Hiru Muhammad/AP/ Red: Budi Raharjo
Presiden Obama bersama Peter Orszag
Presiden Obama bersama Peter Orszag

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Setelah Kepala Staf Gedung Putih, Rahm Emanuel, kini giliran Direktur Keuangan Gedung Putih, Peter Orszag, yang dikabarkan bersiap mengundurkan diri. Orszag diperkirakan mundur dalam beberapa bulan mendatang, meski waktu pastinya belum diketahui.

Kepergian Orszag menjadi sebuah kehilangan bagi Presiden Barack Obama karena ekonom berusia 41 tahun itu adalah orang tertinggi dalam tim pemerintahan Obama yang meninggalkan jabatannya. Sebagai direktur yang menangani masalah manajemen dan keuangan, Orszag banyak terlibat dalam kegiatan kabinet dan berperan penting dalam menentukan sikap pemerintah dalam membelanjakan anggaran publik.

Posisinyapun berubah dari sebelumnya yang hanya sebagai birokrat, menjadi tokoh yang kerap tampil di media dalam pemerintahan Obama. Bahkan tidak jarang Orszag harus terlibat dalam debat panjang untuk menyelesaikan masalah defisit dan perbaikan ekonomi AS. ''Peter fokus pada pekerjaannya, bukan fokus pada spekulasi di Washington,'' kata Kenneth Baer, juru bicara Orszag.

Kabar kurang sedap itu memang telah berlangsung selama beberapa pekan setelah sebelumnya Orszag berjuang tanpa kenal lelah sebagai kepala keuangan dan penasehat utama Obama. berkat usahanya, kongres AS berhasil mengesahkan program stimulus ekonomi yang dianggap paling banyak menyedot anggaran dalam sejarah AS. Termasuk upaya reformasi jaminan kesehatan warga AS.

Orszag juga berperan besar dalam mengawal dua masalah anggaran penting lainnya dalam pemerintaha Obama. Sebelum menangani masalah manajemen dan anggaran, alumnus London School of Economics tersebut menjabat sebagai direktur anggaran kongres. Lembaga itu berperan memberikan laporan analisa isu ekonomi kepada politikus AS.

Tersiarnya kabar Orszag itu terjadi di saat pemerintahan Obama sedang diterpa masalah ekonomi serius akibat defisit anggaran, hingga mendorong keluarnya permintaan untuk meningkatkan anggaran sebagai stimulan. Upaya pemulihan ekonomi sendiri berjalan lamban dan angka pengangguran hampir mencapai 10 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement