Kamis 24 Jun 2010 01:29 WIB

Australia Tarik Bertahap Pasukannya di Afghanistan 2-4 Tahun Lagi

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE--Menteri Pertahanan Australia John Faulkner di Canberra, Rabu (23/1), mengatakan pemerintahnya berencana untuk mengurangi pasukan di Afghanistan pada 2-4 tahun ke depan. Tepatnya setelah pasukan Afghan mengambil alih operasi keamanan di provinsi Uruzgan.

Saat ini, pasukan Australia di Afghanistan berjumlah sekitar 1.500 orang, termasuk 200 orang dalam tim pasukan khusus dan 1.000 orang tentara yang ditempatkan di Tarin Kowt, Uruzgan. Mereka bekerja bersama dengan pasukan Belanda dalam program rekonstruksi dan membantu melatih Tentara Nasional Afghan.

Faulkner menyebutkan bahwa Australia ingin mempertahankan jumlah pasukannya di Uruzgan setelah pasukan Belanda meninggalkan Afghanistan pada Agustus mendatang. Lebih lanjut ia menjelaskan Australia akan menunjuk satu orang dari kalangan sipil untuk menjadi ketuda dalam misi rekonstruksi.

"Keputusan kami sudah mantap," kata Faulkner kepada awak media massa. "Berdasarkan kemajuan kami dari hari ke hari, Departemen Pertahanan sekarang memperkirakan bahwa dalam waktu dua hingga empat tahun ke depan kita akan bisa mengalihkan tanggung jawab utama dalam hal keamanan ke Tentara Nasional Afghan di provinsi Uruzgan," ujar Faulkner.

Ia juga berharap pada akhir misi nanti, Australia akan menyaksikan peralihan dari peran melatih menjadi pengawas. "Itulah yang terjadi di Irak. Di Irak, masa pengawasan berlangsung selama 12 bulan," ujarnya.

Dalam satu bulan terakhir, lima orang tentara Australia terbunuh saat bertugas di Afghanistan. Jumlah keseluruhan tentara Australia yang meninggal di Afghanistan menjadi 16 orang, sejak Australia bergabung dengan pasukan gabungan bentukan Amerika yang bermisi memupuskan Taliban di tahun 2001.

Pada jajak pendapat yang dirilis di Australia Senin (21/6), didapati bahwa 61 persen responden survei berpendapat Australia seharusnya menarik pasukannya dari Afghanistan. Sementara 24 persen lainnya menyatakan Australia seharusnya mempertahankan keberadaan pasukannya di Afghanistan.

sumber : Ant/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement