REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia yang baru Julia Gillard meyakinkan Presiden AS Barack Obama mengenai komitmen Australia di Afghanistan.
Gillard yang menggantikan Kevin Rudd sebagai perdana menteri mengatakan dia telah berbicara dengan Obama terkait korban tentara tewas yang meningkat di Afghanistan.
"Saya meyakinkan Presiden Obama bahwa pendekatan saya ke Afghanistan akan melanjutkan pendekatan yang telah diambil oleh pemerintah Australia," katanya kepada wartawan. Ia mengatakan sepenuhnya mendukung kebijakan saat ini dan berniat emlanjutkannya.
Australia memiliki 1.550 pasukan di Afghanistan, sebagian besar memebrikan pelatihan Tentara Nasional Afghanistan di Uruzgan selatan. Isu ini menjadi polemik yang hangat di Canberra. Terlebih kematian dalam dua pekan terakhir dimana terdapat lima korban tewas menyebabkan suara-suara yang menghendaki penarikan tentara di Afghanistan kembali menguat.
Gillard mengatakan, Australia dan Amerika Serikat memiliki hubungan yang kuat dan awet serta akan terus bekerja sama di negara Asia Tengah. "Kami telah berjuang bersama-sama di seluruh dunia, dan kami terus berjuang bersama-sama di Afghanistan," katanya.
Dia tidak megingkari besarnya biaya yang harus mereka bayar dalam keterlibatan Australia di Afghanistan namun bertekad melanjutkan misi ini. Obama pun menyatakan penyesalannya karena harus dua kali menunda kunjungannya ke Australia karena masalah reformasi kesehatan dan krisis tumpahan minyak di Teluk Meksiko.
Perdana menteri baru itu juga mengatakan bahwa ia akan menelpon pemimpin internasional lainnya pada hari Jumat (25/6) untuk memperkenalkan diri dan meminta maaf karena tidak dapat melakukan pertemuan G20 di Toronto akhir pekan ini.
n una/ap