REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA--Penjabat presiden Polandia, Bronislaw Komorowski, telah minta pemerintah untuk meratakan jalan bagi tentara Polandia untuk meninggalkan Afghanistan pada 2012. "Saya telah minta pemerintah untuk mempersiapkan strategi nasional bagi penarikan pasukan dari Afghanistan," kata Komorowski pada wartawan, 24 Juni setelah pertemuan dengan PM Donald Tusk, para menteri kabinet dan pemimpin partai-partai politik termasuk oposisi.
Komorowski menegaskan, sebagai negara anggota NATO, Polandia akan tetap melekatkan kewajibannya dalam Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAFP) di Afghanistan hingga pemilihan di negara tersebut pada September. Sesudah itu, Polandia akan mulai mundur pada 2011. "Tujuannya adalah untuk mengakhiri misi militer di Afghanistan pada 2012, dalam bentuknya sekarang ini," katanya.
Biro keamanan Komorowski, dalam pernyataannya, mengatakan NATO telah menderita "kelelahan strategis" di Afghanistan. "NATO memiliki masalah besar dengan semacam prakarsa baru," menurut pernyataan itu.
"Situasi di Afghanistan terus bertambah buruk. Harapan pada pengekangan kecenderungan ini tidak jelas," tambahnya. Pernyataan itu mengatakan bahwa Warsawa "tidak dalam kondisi, secara politik, secara ekonomi, secara militer, untuk meningkatkan keterlibatannya. Tapi tugas yang kami terima melebihi kemampuan kesatuan kami".
Komorowski, dari partai liberal yang memerintah, akan menghadapi oposisi konservatif yang juga kembaran identik Kaczynski, Jaroslaw Kaczynski, dalam putaran kedua pemilihan presiden, Juli. Komorowski mengatakan tidak ada perbedaan besar mengenai kebijakan terkait Afghanistan dengan pesaingnya dalam pemilihan presiden itu.
Polandia memiliki 2.500 tentara di Afghanistan, jumlah yang direncanakan meningkat menjadi 2.600 tahun ini.
Pasukan multinasional ISAF, yang memiliki sekitar 142.000 tentara, direncanakan akan ditambah menjadi 150.000 pada Agustus. Limabelas tentara Polandia telah tewas di Afghanistan sejak Warsawa bergabung dengan ISAF pada Maret 2002.