Ahad 27 Jun 2010 06:51 WIB

Seorang Teolog Nasrani Pertanyakan Kebenaran Penyaliban Yesus

Rep: cr2/ Red: Ririn Sjafriani

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Kebenaran Yesus Kristus disalib oleh tentara Romawi dipertanyakan kembali dipertanyakan pakar teologi. Menurut pakar tersebut, Yesus mungkin tidak menemukan ajalnya seperti yang diceritakan selama ini.

Alasannya, tidak terdapat bukti yang kuat bahwa setiap tawanan tentara Romawi dijatuhi hukumam penyaliban di masa lalu. Pakar teologi melihat ahli kitab injil kemungkinan besar salah intepretasi.

Teolog bernama Gunnar Samuelsson, yang menulis tesis setebal 400 halaman itu mengatakan, persoalan mengenai kebenaran Yesus disalib terkendala dengan masalah deksripsi yang hilang dari sejumlah literasi kuno yang ada.

"Sumber dimana anda mengharapkan dukungan terhadap kebenaran itu ditenggarai berasal dari bukti yang tidak mengatakan apapun," tukas Sammuelson kepada Telegraph, baru-baru ini

Menurutnya, literatur yang berasal dari Yunani, Latin dan ibrani dimana sejarah itu berasal memang menceritakan hukuman tapi tidak menyebut secara detail tentang salib atau penyaliban. "Hal itu berarti persoalan hukuman salib perlu diperdebatkan. Memang terdapat kesimpulan yang mengatakan penyaliban Yesus tidak cukup untuk membuat kita percaya,"katanya.

Ia menambahkan, keterangan terkait kebenaran bahwa Yesus disalib terpisah antara jaman pra-Injil dengan perkembangan injil modern. Samuelsson yang menyatakan diri sebagai nasrani mengaku temuannya ini lebih mudah memancing reaksi emosional ketimbang logika.

Ia mengatakan sumber literasi tidak menggambarkan bagaimana Yesus dieksekusi. "Ini persoalan hati nurani. Literasi teks kuno yang ada belum tentu benar dan informasi banyak ditambahkan, sebagai nasrani kadang kami ingin tahu tentang hal itu," kata dia.

Samuelsson meyakini jika umat nasrani mencari teks yang menceritakan tentang peristiwa tersebut maka ia percaya umat nasrani tidak akan menemukan cerita itu dalam berbagai versi injil. "Pria bernama Yesus merupakan bagian dari peradaban dunia dan tentu terdokumentasi dengan baik. Yesus meninggalkan sejumlah literasi semasa hidupnya," kata dia.

Samuelsson menduga bukan umat Nasrani yang menghilangkan dokumentasi tersebut. Ia pun menyarankan umat nasrani harus membaca literasi teks sebenarnya bukan seperti yang dipikirkan. Umat Nasrani harus membaca sesuai teks bukan diluar teks. "Teks di Injil begitu lengkap, jadi, kita tak perlu menambahkannya," kata dia.

sumber : telegraph
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement