REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM--Israel telah membocorkan rincian mengenai pertukaran yang diusulkan bagi seorang prajuritnya yang ditahan oleh Hamas, Gilad Shalit. Termasuk dalam rincian yang dibocorkan itu adalah kemauannya untuk membebaskan sejumlah gerilyawan yang dipenjara karena terlibat dalam pembunuhan 600 warga Israel.
Cerita-cerita yang dihubungkan oleh sebuah surat kabar dengan kantor PM Benjamin Netanyahu dan oleh koran lainnya dengan "sumber pemerintah" membeberkan ada sejumlah syarat bagi pertukaran itu. Antara lain, para tawanan itu setelah dibebaskan tidak akan pergi ke Tepi Barat, tapi ke Gaza atau luar negeri.
Kantor Netanyahu menolak mengkonfirmasi atau membantah laporan itu.
Cerita-cerita itu muncul ketika keluarga Shalit menandai ulang tahun keempat penangkapannya dengan kampanye baru untuk menekan pemerintah agar menjamin pembebasannya.
Komentator Nahum Barnea, yang menulis di koran Yediot Ahronot yang beroplah tertinggi di negeri itu, mengatakan pemilihan waktu pengungkapan itu menunjukkan ketangkasan hubungan masyarakat.
Yediot menjelaskan, tawaran itu, yang disampaikan pada para penangkap Shalit melalui seorang penengah Jerman enam bulan lalu, akan membolehkan pembebasan mereka yang telah membunuh 10 warga Israel masing-masing.
Rencana itu oleh karenanya mengecualikan orang yang koran itu sebut sebagai "archterrorists" di belakang serangan seperti pemboman bunuh diri 2002 di sebuah restoran hotel yang menewaskan 30 orang. Juga serangan 2001 di sebuah disko di Tel Aviv yang menewaskan 21 pemuda yang sedang bersuka ria.
Rencana itu juga mengesampingkan pembebasan pemimpin politik Palestina seperti Marwan Barghuti, pemimpin gerakan Fatah Tepi Barat yang ditangkap Israel pada April 2002. Ia dihukum lima hukuman penjara seumur hidup setelah terbukti memerintahkan serangan-serangan mematikan di Israel.
Jerusalem Post mengatakan, para tawanan itu akan dibebaskan dalam dua kelompok, pertama sebanyak 450 orang, termasuk sejumlah tawanan penting, dan kedua sebanyak 550 orang, untuk seluruhnya 1.000 tawanan. Negara Israel telah setuju untuk membayar harga sangat tinggi, dalam pendapat banyak orang bahkan tinggi sekali, kata menteri sains Israel Daniel Hershowitz pada wartawan pada pertemuan kabinet mingguan, Ahad.
Perundingan pertukaran tawanan itu dihentikan akhir tahun lalu ketika Israel membuat tawaran tersebut pada Hamas, yang belum menanggapi secara resmi. Kedua belah pihak saling menyalahkan satu sama lainnya atas macetnya pembicaraan itu.