REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS--Presiden Venezuela, Hugo Chavez menuduh Israel sebagai pemerintahan genosida alias pembunuhan massal, saat ia menerima Presiden Suriah, Bashar Assad dalam kunjungan pertamanya ke negara Amerika Latin, Minggu (27/6).
Chavez kini semakin mendekatkan hubungan dengan Suriah dan Iran serta memutus hubungan dengan Israel sejak tahun lalu untuk memprotes tindakan militer di Jalur Gaza. "Kita memiliki musuh yang sama," ujarnya.
Chavez secara khusus menggunakan kata-kata pedas untuk Israel pada saat kunjungan Assad. Dia mengaskan hal itu sebagai pandangannya, Sabtu (26/6) terhadap kawasan Golan Heights yang diambilalih dari Suriah oleh Israel pada perang Timur Tengah tahun 1967 harus dikembalikan ke Suriah suatu hari.
"Suatu hari negara genosida Israel harus ditempatkan di tempat yang sesuai, sehingga menjadi negara demokratis. Namun, Israel telah menjadi tangan pembunuh dari kerajaan Yankee, yang mengancam kita semua, siapa yang meragukannya?" sambung Chavez.
Sementara itu, Presiden Assad menyebut Israel sebagai sebuah negara "berdasar pada kejahatan, pembantaian". "Israel adalah negara tanpa batasan," ujarnya melalui seorang juru bahasa.
Assad memuji Chavez yang berani menghadapi AS dan mendukung warga Palestina.
Sikap Chavez yang blak-blakan terhadap Iran dan menentang Israel telah membuatnya menjadi sosok yang diikuti di negara Timur Tengah. Bahkan, Assad menyebut Chavez layaknya sebagai salah satu "Pemimpin negara Arab".
Dua sekutu itu berbicara di hadapan imigran asal Suriah di sebuah hotel di Caracas, Minggu (27/6), sebelum Assad meninggalkan Venezuela untuk melanjutkan kunjungannya ke negara lain yaitu Kuba, Brazil dan Argentina.
Pemimpin Suriah itu mengutuk blokade Israel terhadap Gaza dan mengatakan Suriah ingin perdamaian di negara Timur Tengah, namun bukan dengan persyaratan yang ditetapkan Israel.
Assad juga dengan sengit juga menyebutkan usaha kedua negara untuk saling membantu dari sebuah organisasi yang disebut mereka "poros kejahatan". Mantan Presiden AS, George W. Bush pernah menyebut kalimat itu terhadap negara Iran dan Suriah.