REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak minta agar Korea Utara meminta maaf atas tenggelamnya sebuah kapal perang Korsel dan menyuarakan harapan bahwa China dan Rusia akan ikut dalam pengecaman internasional. Dalam wawancara dengan jaringan siaran ABC AS, Senin, Lee mengulangi pendapatnya bahwa penenggelaman kapal perang Korea Selatan, Cheonan, Maret lalu, yang menyebabkan 46 tentara tewas, merupakan "provokasi jelas militer" oleh Utara yang komunis.
"Visi dan tujuan pokok nasional kami adalah untuk mencapai reunifikasi damai," kata Lee, menurut terjemahan ABC. "Tapi, tentu saja, untuk semua yang terjadi ini, Korea Utara harus pertama-tama meminta maaf atas apa yang mereka lakukan," tegasnya.
Korea Selatan pada awal Juni telah merujuk masalah itu pada Dewan Keamanan PBB setelah penyelidikan multinasional atas tenggelamnya kapal tersebut. Pada waktu itu, Lee menyatakan bahwa Korea Utara harus mengakui perbuatan salahnya dan berjanji untuk tidak melakukan lagi hal yang sama. AS dengan keras mendukung Korea Selatan, seperti dilakukan sebagian besar negara-negara Barat lainnya dan Jepang. Tapi Cina dan Rusia lebih banyak ragu.
Cina, mitra penting politik dan ekonomi Korea Utara,lebih mendahulukan untuk mendorong stabilitas di semenanjung yang terbagi itu. Lee menyatakan, ia menganggap Cina dan Rusia merupakan "negara-negara yang bertanggungjawab".
"Itulah mengapa saya memiliki kepercayaan penuh bahwa Cina dan Rusia dan para pemimpin mereka akan terus terlibat dalam pembicaraan ini dengan cara yang jujur dan sangat obyektif," kata Lee. Korea Utara, yang telah menguji coba dua bom nuklir, hari Senin berjanji untuk "mendukung pengelakan nuklirnya" sebagai tanggapan atas apa yang AS cap sebagai permusuhan.