REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD – Rentetan pemboman dan penembakan di Irak pada Selasa (29/6) membunuh 13 orang. Mereka terdiri dari empat polisi, tentara, dan seorang anak perempuan sembilan tahun.
Situasi genting itu menjadikan pemerintahan penuh dengan ancaman. Pegawai dan aparat penegak hukum kerap menjadi sasaran.
Empat polisi ditemukan tewas terkena ledakan bom yang berasal dari mobil yang dipasangi detonator. Lokasinya tidak jauh dari kota Beiji, 155 mil utara Baghdad. Masyarakat sekitar juga terbunuh saat berjalan dan mengendarai kendaraan bermotornya. Tujuh warga terluka akibat serangan itu.
Seorang jenderal bintang satu bersama tentaranya juga terbunuh. Bom yang tertempel di mobilnya meledak di Kazimiyah, sebuah kota tempat berkumpulnya komunitas Syiah, utara Baghdad.
Di Propinsi Diyala, pria bersenjata menembak mati empat warga dari keluarga Sunni, termasuk anak perempuan Sembilan tahun. Ketika itu mereka sedang berjalan dekat rumahnya di Kota Khalis, 50 mil utara Baghdad.
Dewan Kota, Qahtan Abdul Hussein, juga tewas akibat pemboman itu. Dia sedang mengendarai mobilnya menuju titik pengamanan di Kota Hurriyah.