REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE--Bom bunuh diri kembar yang menewaskan 42 orang di sebuah kawasan Muslim Sufi di kawasan timur Pakistan, menuai ketakutan di negara tersebut, Jumat (2/7). Sebagian warga Pakistan menyalahkan kehadiran Amerika Serikat (AS) di Afganistan yang memicu serangan tersebut. Sebagian lagi, menyalahkan sebuah sekte minoritas kekerasan itu sendiri ditargetkan minggu lalu.
Pemboman Data Darbar di Lahore yang juga merupakan lokasi pemakaman tokoh Sufi terkemuka, mengejutkan Islam moderat yang merupakan aliran yang dianut sebagian besar muslim Pakistan. Serangan itu mengakibatkan 180 orang terluka dan sekali lagi menunjukkan kekuatan dari kelompok-kelompok militan yang terkait tapi beroperasi jauh dari daerah kesukuan barat laut berbatasan dengan Afghanistan.
Ribuah orang berkumpul Kamis malam (1/7) di lokasi pemboman yang didominasi oleh warna hijau itu, beberapa saat setelah pemboman.
Serangan tersebut merobek dari dinding beton, terpuntirnya pintu gerbang logam dan meninggalkan jejah darah di lantai marmer putih. Rekaman menunjukkan, orang-orang yang sedang berdoa bubar akibat asap yang menyelimuti area tersebut.
Hingga kini belum ada klaim dari pelaku. Sudah lama Islam ekstrimis menganggap aliran Sufi sebagai sesuatu sesat dan mereka telah mencoba beberapa kali menyerang sekte non-Suni.
Beberapa warga Pakistan yang diwawancara Jumat (2/7) mengatakan, masalah utama adalah kehadiran AS di Afganistan dan peluru kendali mereka terhadap para militan di sebagian kawasan Pakistan.
"Amerika membunuh kaum muslim di Afganistan dan di kawasan suku kami, para militan menyerang Pakistan untuk memperlihatkan kemarahan mereka terhadap pemerintah karena mendukung Amerika," ujar Zahid Umar yang seringkali mengunjungi lokasi yang dibom.
Warga Pakistan mengeluh terhadap agresi dan kebijakan AS terhadap kawasannya, ujar Mohammed Aseif yang merupakan pemilik toko kerajinan di Lahore. Dia dan warga lain mengatakan, serangan itu akan berhenti jika AS hengkang dari afganistan.
Sebagian lagi menyalahkan aliran Ahmadis yang merupakan golongan minoritas yang telah lama menghadapi diskriminasi di Pakistan.