Sabtu 03 Jul 2010 02:26 WIB

Pengembang Yahudi Desak Netanyahu Lanjutkan Proyek Permukiman

Pembangunan proyek pemukiman Yahudi di Israel
Foto: CORBIS
Pembangunan proyek pemukiman Yahudi di Israel

REPUBLIKA.CO.ID,  JERUSALEM--Kelompok pengembang utama pemukiman Yahudi yang melakukan kampanye, Jumat (2/7) mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memulai kembali pembangunan permukiman di Tepi Barat segera setelah pembekuan sementara berakhir September. Kampanye bertema "Janji Adalah Janji" dilakukan menjelang pertemuan antara Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Netanyahu akan mengunjungi Washington pekan depan dan mungkin menghadapi desakan di sana yang menuntut ia memperpanjang pembekuan itu," bunyi sebuah pernyataan dari Dewan Yesha, yang mewakili para pemukim Yahudi. AS telah berupaya selama beberapa bulan untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina yang terhenti setelah Israel melancarkan agresi ke Gaza, Desember, 2008.

Palestina menolak melakukan perundingan langsung dengan Israel tanpa pembekuan total pembangunan permukiman termasuk di Jerusalem timur, Israel, November lalu, memberlakukan penghentian 10 bulan pembangunan permukiman baru.

Namun, tindakan itu ditolak Palestina dan dinilai tak cukup pasalnya penghentian tidak termasuk di Jerusalem timur. Konstruksi gedung-gedung publik dan proyek-proyek terus berjalan dalam tahap penyelesaian. Palestina sejak itu menyatakan perundingan tidak langsung selama empat bulan--yang juga akan berakhir September--sama sekali tidak mungkin menghasilkan, tanpa ada pembekuan kegiatan konstruksi lebih jauh

Netanyahu berulang-ulang mengatakan pembangunan akan dimulai kembali akhir September. Para pemukim pun mengatakan tujuan mereka adalah menagih janji perdana menteri lewat kampanye tersebut dengan membawa sejumlah poster.

"Perdana menteri itu dan mayoritas menteri pemerintah mengatakan secara tegas bahwa pembekuan itu tidak akan diperpanjang," kata ketua Yesha, Danny Dayan. Warga Israel mengingatkan menteri-menteri pemerintahnya "Janji adalah janji, dan 26 September kami mulai membangun kembali," kata tulisan di poster-poster itu.

sumber : Ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement