REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES--Uang palsu telah menjadi momok yang kian menakutkan pengusaha kecil di Amerika Serikat, sehingga mengurangi keuntungan perusahaan, yang banyak di antara mereka justru sudah berjuang di tengah kesulitan ekonomi.
Uang palsu tersebut sulit diketahui oleh mata yang tak terlatih, dan mesin cetak digital canggih telah memudahkan para penjahat untuk membuat uang palsu dengan kualitas yang lebih baik secara lebih cepat, demikian laporan Los Angeles Times di jejaringnya, Ahad, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA.
Kegiatan usaha yang berlandaskan uang kontan seperti stasiun pompa bensin, toko minuman, restoran cepat-saji, toko peralatan dan toko kelontong menjadi sasaran utama, kata laporan tersebut.
Pada tahun fiskal yang berakhir pada 30 September 2009, lebih dari 182 juta dolar AS dalam bentuk uang palsu ditarik dari peredaran uang kontan AS, lebih dari dua kali lipat jumlahnya pada tahun fiskal 2008, kata surat kabar itu, yang mengutip keterangan dinas rahasia.
Jaringan Uang Palsu
Baru bulan Juni, pihak berwenang di San Diego, Southern California, membongkar apa yang mereka sebut "salah satu operasi pemalsuan yang paling teratur" yang pernah ditemukan di negeri tersebut.
Mereka menyatakan jaringan itu telah menyalurkan uang palsu lembaran 100 dolar dengan nilai lebih dari 100.000 dolar AS ke kegiatan usaha setempat, kata koran tersebut.
Agar bisa lebih unggul dari jaringan pemalsuan, maka pemerintah federal pada April mengungkapkan rancangan baru buat lembaran 100 dolar, mata uang yang paling banyak dipalsukan, dengan tinta dengan warna yang bisa berubah dan lembaran plastik dengan gambar 3-D yang lebih canggih.
Mata uang baru itu direncanakan dikeluarkan Februari mendatang.