REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM--Permukiman Yahudi menguasai lebih dari 42 persen dari wilayah Tepi Barat (West Bank). Adapun kebanyakan tanah yang mereka miliki disita dari pemilik tanah (warga Palestina) yang terusir dari tempat tinggalnya.
Fakta ini bertentangan dengan keputusan Mahkamah Agung Israel. Hasil temuan ini diungkapkan lembaga hak asasi manusia asal Israel, B'tselem, Selasa (6/7).
Temuan kelompok ini menggemakan apa yang selama ini didengungkan aktivis antipermukiman sejak berpuluh tahun silam. Permukiman Yahudi mengambil alih daerah yang jauh melampaui batas-batas wilayah mereka, bahkan terkadang merebutnya dari warga sipil Palestina.
Masalah permukiman Israel telah menjadi bahan kritik kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Israel dan merupakan batu penghalang bagi upaya perdamaian dengan Palestina. "Perubahan geografis yang luas di Tepi Barat merusak perundingan yang sudah dilakukan Israel selama 18 tahun dengan Palestina dan juga melanggar kewajiban internasional," kata kelompok B'Tselem dalam ringkasan laporannya.
Para pemukim membantah angka dan hasil penelitian kelompok B'Tselem itu dan menyebutkan laporan mereka bermotif politik. Sementara para pejabat Israel belum mengomentari hal ini. Laporan yang dibuat B'Tselem dibuat berdasarkan dokumen resmi negara, termasuk peta militer dan peta pemukiman yang dimiliki militer.
Meskipun bangunan permukiman hanya menempati 1 persen dari wilayah Tepi Barat, namun yurisdiksi mereka dan juga kekuatan dewan daerah membuat daerah kekuasaan mereka meluas menjadi lebih dari 42 persen. Dua puluh satu persen dari lahan permukiman ini dirampas dari pemilik tanah Palestina, praktik yang sudah dilarang oleh Mahkamah Agung Israel sejak 1979.
Dani Dayan, ketua dewan pemukim, mengatakan pemukiman Yahudi hanya sebesar 9,2 persen dari Tepi Barat, bukan 42 persen. "Laporan ini bermotif politik. Intinya adalah untuk menyabotase pertemuan antara (Perdana Menteri Israel) Benjamin Netanyahu dan Barack Obama," kata Dayan.
Sekitar 300 ribu orang Yahudi tinggal di permukiman Tepi Barat sementara 180 warga Israel lainnya tinggal di Yerusalem timur. Israel merebut kedua wilayah itu dari Yordania dalam perang Timur Tengah 1967, bersama dengan Jalur Gaza. Sementara Palestina memasukkan ketiga wilayah untuk masa depan negara.