Kamis 08 Jul 2010 22:00 WIB

Bom Bunuh Diri Kembali Warnai Perayaan Syiah di Irak

Masjid Moussa al Khadim, mengalami kerusakan usai ledakan bom bunuh diri
Foto: WORLD NEWS
Masjid Moussa al Khadim, mengalami kerusakan usai ledakan bom bunuh diri

REPUBLIKA.CO.ID, BAHGDAD--Lebih dari 40 orang terbunuh dan sekitar 100 lain terluka dalam serangan bom kepada jamaah Syiah yang berkumpul di sebuah bangunan di Baghdad utara, kata polisi. Sedikitnya 30 orang terbunuh di tempat begitu pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di tengah kerumunan yang berlalu lalang di distrik yang dominan dihuni kaum Suni, Adhamiya, untuk memperingati haul salah satu imam mereka, Imam Moussa al Khadim.

Sementara sebelas lain tewas dalam insiden pengeboman lain di ibu kota. Keamanan diturunkan cepat untuk melindungi jamaah yang menghadiri festival dengan puncaknya pada Kamis (8/7) ini.

Kendaraan dilarang melewati area yang menjadi konsentrasi warga Syiah, Kadhimya, di mana masjid tersebut berada. Kini sekitar 200 ribu petugas polisi ditempatkan disekitar rute-rute utama yang dilalui jamaah.

Pemerintah juga melarang penggunaan sepeda motor, sepeda dan kendaraan sejenis roda tiga di lingkup kota Baghdad untuk menekan risiko serangan bom kendaraan.

"Kami memang telah menduga grup teroris akan melancarkan serangan ke jamaah dalam beberapa jam kedepan. Tapi rencana antisipasi kami akan menggagalkan aksi kejahatan tersebut," ujar Mayor Jendral Ahmedl Al Saidi.

Dalam kota Baghdad, tingkat kekerasan secara keseluruhan memang jauh lebih rendah dalam beberapa tahun terakhir begitu pula ketegangan antarsekte juga menghilang. Namun, serangan semacam itu semakin kerap terjadi, terutama selama acara keagamaan yang menyerap banyak orang.

Tak Terintimidasi

Festival keagamaan itu menandai 8 abad kematian Moussa Al Kadhim, imam ke-7 dari 12 imam Syiah. Saat di bawah pemerintahan Saddam Hussein, perayaan itu dilarang keras dan begitu dihidupkan kembali, festival itu langsung menyedot kerumunan besar massa.

Seorang warga Adhamiya menuturkan saat itu ia tengah minum teh dan melihat jamaah berlalu-lalang ketika pengebom bunuh diri menyerang. "Kami mendengar ledakan besar dan orang-orang bergegas menuju masjid untuk melihat tubuh dan orang-orang terluka menjerit minta tolong," ujar Saif Al Azami. "Kami membantu membawa mereka yang terluka ke rumah sakit sebelum ambulans datang."

Ia pun menyaksikan sejumlah teman-temannya penganut Suni, yang bertugas memberi air dan makanan ke jamaah ikut terbunuh dan terluka dalam serangan. Meski serangan terjadi, sejumlah jamaah menyatakan mereka tidak terintimidasi.

"Bahkan di waktu Saddam, saya datang melintasi gurun dan medan meski dilarang untuk bepergian demi mendatangi acara tersebut," ujar seorang jamaah Syiah, Hamid Talib. "Saya akan tetap berziarah apa pun situasi yang terjadi," imbuhnya.

Insiden berdarah beberapa kali mewarnai festival tersebut. Pada 2005, sekitar 1.000 jamaah terbunuh dalam desak-desakkan manusia di Jembatan Imam yang melintasi Sungai Tigris antara Kadhimya dan Adhamiya, setelah rumor menyebar bahwa pengebom bunuh diri berjalan di antara mereka.

Tahun lalu, dua wanita pengebom bunuh diri meledakkan diriny dekat masjid dan membunuh 65 orang, termasuk 20 jamaah Iran. Serangan Rabu lalu muncul ditengah rencana AS untuk menarik semua pasukan tempur dari Irak pada akhir Agustus.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : bbc/ap/afp
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement