REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Peralatan dari batu ditemukan di sebuah desa di Inggris menunjukkan bahwa manusia kuno tinggal di Eropa Utara 800 ribu tahun yang lalu, jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Sebuah penggalian di desa pesisir timur Happisburgh yang dilaporkan dalam jurnal Nature menunjukkan lebih dari 70 alat batu, mungkin untuk memotong kayu atau daging, dan memberikan catatan pertama pendudukan manusia di pinggir hutan terdingin utara di Eurasia.
"Penemuan ini adalah bukti awal dikenalkannya manusia di Inggris, terhitung setidaknya 100 ribu tahun lebih awal dari penemuan sebelumnya," kata Chris Stringer, seorang spesialis asal-usul manusia di Natural History Museum London, yang memberikan pengarahan tentang penelitian.
"Mereka memiliki implikasi signifikan bagi pemahaman kita tentang perilaku manusia awal, adaptasi dan kelangsungan hidup, serta kapan dan bagaimana leluhur awal kita menjajah Eropa setelah keberangkatan pertama mereka dari Afrika."
Penelitian ini memperluas temuan yang diterbitkan 2005 dari Pakefield di Suffolk, Inggris timur, yang menunjukkan manusia telah mencapai Britania sekitar 700 ribu tahun yang lalu, ketika iklim itu cukup hangat yang dapat dibandingkan dengan iklim Laut Tengah hari sekarang.
Sampai saat itu, manusia awal diyakini tinggal dan beraktivitas hanya di wilayah selatan pegunungan Alpen dan Pyrenees di Eropa.
Stringer mengatakan penemuan itu akan mendorong para ilmuwan untuk kembali melirik kemampuan manusia awal, karena bertentangan dengan pemikiran ilmiah sebelumnya, bahwa mereka dapat pindah dan tinggal di Eropa bagian utara yang lebih dingin.
Bukti dari Happisburgh juga memperlihatkan situs di aliran kuno Sungai Thames, yang sekarang mengalir di pusat kota London. Situs tersebut punya kolam renang air tawar dan rawa-rawa di dataran banjir, dan juga terdapat herbivora seperti mammoth, badak dan kuda dan predator seperti hyena, dan kucing bertaring tajam.
"Artefak batu terbaru sangat penting karena, bukan hanya mereka ditemukan jauh lebih awal daripada temuan sebelumnya, tetapi mereka berhubungan dengan susunan data lingkungan yang unik dan memberikan gambaran yang jelas dari vegetasi dan iklim," kata Nick Ashton seorang arkeolog British Museum, yang juga bekerja pada studi ini.
Para peneliti percaya bahwa manusia beradaptasi untuk mengatasi kondisi hidup yang yangat berat, dengan hanya sedikit tanaman pangan dan hewan, dan musim dingin yang sangat dingin. "Dugaan pribadi saya adalah bahwa mereka memiliki pakaian," kata Ashton. Para ilmuwan masih berharap untuk menemukan fosil manusia.